Tahun depan, negara ini akan berpesta..
Tahun depan, negara ini akan menentukan siapa pemimpinnya..
Tapi, pesta belum dimulai. Kehebohan sudah terjadi..
Kalian pasti sudah denger dan lihat video mengenai orang-orang yang berkaos dengan tagar #2019gantipresiden 'bersenggolan' dengan kaos yang ber-tagar #diasibukkerja di car free day Jakarta beberapa pekan lalu. Sebenarnya gw tidak terlalu mengikuti dan tidak mau tahu lebih dalam tentang politik. Gw tahunya tentang sepakbola.
Gw gak mendukung kaos tagar manapun..
Gw juga gak tahu siapa yang kalah, siapa yang menang dan siapa yang hanya mendompleng..
Yang jelas, ketika hari pemilihan, hak suara gw, akan gw gunakan sebaik-baiknya.
Politik di negara ini, ibarat dalam sepakbola adalah suporter dan klub sepakbola. Tagar #2019gantipresiden dan #diasibukkerja adalah klub sepakbola. Nah, lo tahu kan kalau disini, yang namanya suporter sepakbola, loyalitasnya udah di luar logika. Temen gw pernah bilang, klub sepakbola bagi para suporter sudah seperti agama. Dibela mati-matian. Tapi kalau kata gw, tidak. Kalau diibaratkan agama, tidak setuju. Karena dalam agama manapun tidak mengajarkan kekerasan terhadap sesama manusia. Gw lebih mengibaratkan seprti sekte, lengkap dengan ajaran sesatnya. Ketemu suporter klub sepakbola lain, rusuh.
Tahu Persija dan Persib, atau Persebaya dan Arema, suporter mereka bisa dikatakan jarang atau tidak pernah akur kalau klub sepakbola kesayangan mereka berduel di lapangan. Gw gak habis pikir, fanatik berlebihan efek sampignya mengerikan.
Balik lagi ke politik, tahun 2019 merupakan tahun Pesta Pemilihan Umum di Indonesia. Pemilihan untuk menentukan siapa pemimpin negara selama 5 tahun ke depan. Indonesia yang menganut paham demokrasi, dimana kebebasan berpendapat dan musyawarah untuk mufakat seperti tidak terlaksana. Realitanya, ada sekelompok orang yang mencoba untuk menyulut emosi sehingga yang terjadi adalah pemaksaan kehendak. Harus sepaham. Harus sama dengan cara berpikirnya.
Mungkin masih ada yang tidak percaya,kalau Donald Trump jadi Presiden Amerika? Termasuk saya. Donald Trump yang mungkin bisa dikatakan dibenci hampir seluruh dunia, tapi nyatanya dia dicintai warga Amerika dengan meraih suara terbanyak dalam Pemilihan Presiden Amerika.
Well, kita masih sama-sama orang Indonesia. Cobalah untuk berpikir sehat, jangan berpikir dengan emosi. Siapa pun yang nantinya jadi Pemimpin Negara, harus diterima. Karena mungkin dia sudah ditakdirkan oleh Tuhan untuk memimpin Indonesia. Mari kita doakan bersama untuk Indonesia lebih maju. Kalau Tuhan sudah berkehendak, Indonesia maju. Siapa pun tak akan bisa menolaknya. Kita sesama bangsa terlalu sibuk sikut kanan kiri, mencela sana sini, menjadikan kawan sebagai lawan.
Tahun 2019 nanti rela memutus tali silaturahim dengan kawan cuma gara-gara beda pilhan, rela memutuskan hubungan keluarga gara-gara beda tagar? ah! picik sekali kalau sampai yang ada seperti itu..
Buat gw, tahun depan adalah...
#2019gantikalender