Diluncurkan di bulan April 2018, bertepatan pada peringatan "April Mop". Aplikasi TikTok mulai digemari dan menjadi trend di kawasan Asia dan Indonesia. Penggunanya disebut TikToker. Video pendek yang diunggah lewat tiktok berbagai macam jenisnya. Sebagian besar video yang temanya lucu, karena pada dasarnya memang untuk menghibur.
Dari aplikasi tiktok ini juga muncul "public figure" dadakan. Kalau di instagram, dikenal dengan nama selebgram, mungkin klo di tiktok menjadi seleb tiktok. Baru-baru ini ada yang lagi hits!, bocah laki-laki yang bernama Bowo Alpenlibe menjadi viral di dunia maya. Karena setiap unggahan video nya di tiktok langsung mendapat likes dan views yang banyak hanya dalam waktu singkat. Bahkan, followers Bowo di tiktok pun sudah ribuan.
Followers Bowo pun kebanyakan adalah anak cewek yang baru beranjak remaja. Bowo menjadi viral karena untuk bertemu butuh biaya sebesar 80 ribu. Harga ini sudah turun, sebelumnya sempat beredar untuk bertemu Bowo tarifnya adalah sekitar 100 ribu.
Viralnya Bowo yang juga dibantu oleh para netijen menjadi trending topic di beberapa media. Netijen juga lah yang mem-bully Bowo, sehingga Kominfo memblokir aplikasi tiktok. Beberapa media mencoba mengklarifikasi ke Bowo, apa benar untuk bertemu dengan dirinya dikenakan tarif segitu?
Dikutip dari beberapa portal berita, Bowo mengaku tidak menerima uang sepeser pun dari acara meet and greet. Melalui ibundanya Bowo, uang meet and greet mungkin dibawa sama pihak penyelenggara, karena Bowo saat meet and greet statusnya hanya diundang untuk hadir. Tidak tahu menahu kalau acara tersebut ternyata berbayar. Disini gw melihat ada orang-orang yang bisa melihat situasi dan memanfaatkannya. Apalagi fans dari Bowo adalah remaja tanggung yang rela melakukan apa saja asal bertemu dengan idolanya.
Yang jadi masalah adalah orang-orang yang memanfaatkan situasi ini hanya untuk mengambil keuntungan semata. Bahkan yang gw lihat, Bowo ini mejadi korban. Akibatnya, Bowo jadi korban bullying. Paling parahnya, mematikan kreatifitas dan karya seseorang.
Kok mematikan karya dan kreatifitas? Loh iya dong, Bowo jadi gak bisa berkreasi lagi karena jadi korban bullying. Sudah bagus Bowo mau berkarya lewat tiktok. Kebanyakan orang takut berkarya karena takut dicap jelek karya yang dibuat. Kalau semua orang seperti itu, takut karyanya jelek, gak akan ada youtuber, gak akan ada blogger, gak akan ada movie maker terkenal saat ini. Dimana karya-karya terbaik mereka bisa lo nikmatin sampai saat ini.
Memangnya para youtuber, blogger, dan movie maker ketika buat karya langsung bagus? langsung pembaca dan viewersnya banyak? big no. Pasti jelek dulu yang kemudian dikritik, dikasih saran untuk menjadi lebih baik lagi.
No comments:
Post a Comment