January 11, 2018

Yogyakarta (Family Trip) - Part 2

Maaf baru sempat posting, akhir pekan kemarin ada kegiatan di luar kota dan lupa bawa senjata buat update blog..


Menyambung postingan sebelumnya, family trip ke Yogyakarta akhir tahun 2017 kemarin sudah gw prepared dengan sangat baik. Dimulai dari destinasi tempat yang akan kami kunjungi, tempat menginap, dan transportasi yang akan digunakan. Berangkat, Rabu 27 Desember 2017 sekitar jam 11 siang dari Bandara Halim Perdanakusuma. Tiba di Jogja sekitar jam 2 siang dan mengantri bagasi yang lumayan lama. Menuju Pesonna Tugu Hotel, tempat kami menginap dengan menggunakan jasa taksi online. Karena, tarifnya jauh lebih murah dibandingkan menggunakan jasa taksi yang ada di bandara. Tarifnya bisa 3x lipat. Kan lumayan selisihnya bisa buat beli oleh-oleh.



Perjalanan dari bandara menuju hotel agak lumayan macet, padat dan merayap. Setiba di hotel sudah sangat sore, anak-anak sangat lelah. Gw istirahat dahulu sambil bersih-bersih. Drama dimulai ketika abak sulung gw, kelihatan lesu setelah mandi. Sempat muntah juga di hotel. Gw pikir dia kecapekan dan masuk angin karena biasanya perutnya terbiasa "nge-giling" makanan. Selepas magrib, langsung berangkat cari makan malam. Kebetulan di samping hotel persis terdapat warung makan makanan chineese food. Sapo tahu kesukaan anak gw paling gede menjadi pilihan utama. Oh iya, warung makan ini ternyata good reviews kalau dilihat di google.


Sekitar jam setengah 12 malam, gw harus buru-buru ke UGD RS Hermina Yogyakarta. Karena si sulung muntah-muntah lagi. Alhamdulillah, ada RS Hermina di Jogja. Karena rekam medik anak gw ada di RS tersebut, sehingga lebih mudah nge-track nya. Syukurnya tidak sampai menginap, oleh dokter diberikan obat pencegah mual dan untuk lambungnya.

RS Hermina Yogyakarta
Mampir ke RS Hermina Yogyakarta
 Hari ke-2 di Jogja dengan menggunakan mobil rental dari Sabila Transport, explore Yogyakarta dimulai. Ini tips dari gw, tentuin lokasi wisata yang mau dikunjungi kemudian kasih ke driver (kalau kalian pakai driver rental), biarkan si pak driver yang menentukan lokasi mana yang harus dikunjungi terlebih dahulu. Biar lebih hemat waktu dan semua destinasi wisata bisa dikunjungi.


Lokasi wisata yang pertama kami kunjungi adalah Rumah Hobbit, dimana lokasinya jadi satu dengan lokasi tempat syutingnya film "keluarga tak kasat mata". Masuk ke lokasi wisata ini 2500 rupiah / orang, anak dibawah 5 tahun gratis.

Model penunjuk arah :)


Dari Rumah Hobit, kami lanjutkan menuju lokasi wisata Jurang Tembelan. Lokasi wisata ini menawarkan view dari pinggir tebing / jurang. View nya juga cakep! dan lokasi wisata ini tidak dipungut biaya masuk hanya parkir mobil saja sebesar 10 ribu rupiah.


Jurang Tembelan Yogyakarta
Panasnya lumayan terik!

Dari Jurang Tembelan, kami bergeser lagi mengarah ke Hutan Pinus, Mangunan. Wah, kalau yang ini adem. Teduh, walaupun gak pakai payung. Disini karcis masuknya adalah 5000 rupiah per orang. Anak di bawah 5 tahun masih gratis.

Hutan Pinus Mangunan Yogyakarta
Mereka tumbuh ke atas tanpa saling sikut kanan kiri

Hutan Pinus Mangunan
Candid ala-ala, Ibu dan Anak perempuannya

Selesai dari Hutan Pinus, Mangunan. Perjalanan dilanjutkan menuju tempat makan, karena sudah masuk waktu makan siang. Khawatir bocah-bocah nanti makin sakit kalau telat makan. Istri gw kepengen menuju Restoran Abhayagiri. Tapi kata si bapak driver, taste-nya biasa saja dan harganya relatif mahal. Karena istri penasaran, mari dilaksanan ke tempat restaurant tersebut. Sepanjang perjalanan menuju restaurant Abhayagiri, ternyata melewat beberapa lokasi wisata Puncak Becici yang dulu katanya sempat disambangi Mr. Obama saat singgah ke Indonesia.


Sepertinya hari itu, bukan jodoh istri gw. Restaurant Abhayagiri saat itu memberlakukan menu buffet bagi mereka yang belum melakukan reservasi. Harga menu buffet nya adalah 250 ribu per orang. OK! kami pun mundur teratur dan putar balik langsung menuju area Prambanan. Sebelumnya mampir di Kali Opak untuk makan siang yang sudah sangat terlambat. Semoga camilan yang diberikan ke dua bocah masih bisa bertahan di dalam perut sampai tiba di Restaurant Kali Opak, Prambanan.


Setelah makan, Candi Prambanan adalah destinasi selanjutnya dengan tiket masuk 55 ribu per orang (total 110 ribu untuk 2 orang dewasa). Suasananya cukup ramai sekali, karena memang bertepatan dengan libur anak sekolah dan akhir tahun. Sayang sekali, tidak sempat menuju Candi Ratu Boko karena sudah terlalu sore.

Candi Prambanan
Candi Prambanan

si sulung yang masih kurang fit!

yang pegang kendali keuangan negara

Selepas dari Candi Prambanan, cuaca makin mendung dan sempat gerimis. Tujuan selanjutnya adalah Tebing Breksi. Sempat akan di-cancel karena cuaca makin gerimis, tapi saat perjalanan gerimis menghilang. Tebing Breksi pun masuk kembali dalam rencana tujuan wisata. Sebelum ke sana, kami mampir dulu ke Candi Ijo. Tidak bisa masuk ke dalam lokasi Candi Ijo, karena sudah tutup. tapi kami masih bisa melihat view yang indah.


Masuk ke Tebing Breksi, sama seperti beberapa lokasi wisata sebelumnya. Nyaris tidak ada tiket masuknya, hanya membayar parkir dengan sukarela. Cukup bayar 10 ribu untuk di lokai Tebing Breksi. Karena sangat ramai dan sudah mau masuk magrib, tidak bisa mengambil spot foto yang bagus. Hanya sebentar saja kami disini, takut kemalaman sampai di Hotel, anak-anak pun sudah sangat lelah.



Hari ke-3 kami di Jogja kemana? tunggu postingan selanjutnya ya.. hehehe


3 comments:

Tira Soekardi said...

hutan pinus itu selalu bikin ayik

Fei said...

Fix gw keki baca ini, karena biasanya dlm setahun bisa 3 kali ke jogja, thun 2017 nihil sama sekali. Jd gw kesel. Udah gitu aja *komentar berfaedah*

Adi Yulianto said...

@Fei: hahaha, lo kan anak jogja banget. Tumben gak main ke Jogja lagi..