July 18, 2015

Idul Fitri 1346 H, Bulan Berkah, Bulan Musibah

Selamat lebaran, selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1436 H. Taqabbalallahu minna waminkum taqabbal ya kariim. Mohon maaf lahir dan batin.

Tanggal 17 Juli 2015, hampir seluruh umat muslim di dunia ini merayakan hari kemenangan setelah hampir sebulan penuh berpuasa. Hampir sebulan penuh menahan hawa nafsu (katanya), haus dan lapar. Menahan hawa nafsu di siang hari dan awal bulan ramadhan begitu mudahnya. Tapi ketika memasuki seminggu terakhir menjelang lebaran tiba, nafsu berbelanja menggila. Pakaian dan aksesoris ketika hari kemenangan datang, hampir semua serba baru. Entag disadari atau tidak, bulan penuh berkah menjadi bulan dengan pengeluaran terbesar. Sangat besar.

Seperti kegundahan teman saya yang diungkapkan melalui whatsapp group. Seperti ini kurang lebih isinya,

"Kawan2 boleh mengucapkan saya apatis dan picik dalam beragama, tapi dengan jujur saya tak menikmati idul fitri. Saya menikmati hari yg biasa, saat manusia tdk lupa diri dengan sibuk ber haha hihi penuh topeng dan dusta, dan plesir sana sini sebagian terjebak pada zina.
Sebagai catatan rutin pertahun, peristiwa idul fitri membuat manusia indonesia banyak yg gila belanja, momen yg seharusnya berhemat krn di mulai dr puasa, dgn kecanggihan budaya, justru malah menjadi bulan yang boros.
Dan satu lagi yg tak terlewat, peristiwa idul fitri menjadi peristiwa kuburan masal, entah berapa ratus nyawa lagi tahun ini yg meregang, krn kecelakaan mudik dan berlalu lintas di jalan.
Saya sering bertanya, seharusnya peristiwa ini menjadi barokah, kok manusia malah menjadikannya sebagai bencana. Bencana anggaran, bencana mental, dan bencana bagi badan.
Tapi bagaimanapun, demi menghormati kegenitan zaman, saya tetap hrs mengucapkan, selamat ditipu perasangka 1436 H, semoga kita tdk menjadi korban bencana tahunan ini, kecuali cuma nyicip2 sedikit, biar ndak dikira menjadi pengikut aliran sesat oleh orang2 yg merasa dirinya paling suci dan paling benar.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, tanpa harus menunggu lebaran, Engkau tetap yang Maha Akbar Rabb, maafkan kekerdilan hamba, tak lihai mengikuti arus ketaqwaan masal ini."

Dipikir-pikir ada benarnya, setiap tahun data kecelakaan lalu lintas meningkat pesat di saat menjelang lebaran dan mudik. Demi berlebaran bersama, nyawa pun dijadikan taruhan.

July 13, 2015

Kepo, Modus, Galau dan Baper

Pergaulan di Indonesia makin hari makin absurd. Ada saja yang dijadikan kosakata baru. Sampe gw berasa gagal karena kurang update dengan pergaulan kawula muda ((( kawula ))) haha. Pergaulan sekarang ibarat gadget, telat dikit udah deh bakalan ketinggalan update. Sedih.

---

Kepo, kata ini agak-agak membuat gw kesel sendiri. Rasanya pengen marah kalau ada yang bilang "kepo, lo" ke gw. Kepo, yang artinya kurang lebih rasa ingin tahu yang berlebihan. Rasa ingin tahu berlebihan pun ada term and condition-nya. Lo punya rasa ingin tahu berlebihan di bidang pendidikan atau pekerjaan itu bagus. Tapi, rasa ingin tahu berlebihan mengenai kehidupan seseorang, itu sih mau tahu aja namanya. Bukan urusan lo untuk tahu lebih banyak. Banyak yang suka update status di facebook atau BBM, yang memancing orang lain untuk bertanya.

A: *bikin status di FB* "duh, kepala gw sakit banget"
B: *comment dalam FB* "sakit kenapa?"
A: *balas comment* "ih, kepo deh.."

Dialog yang kayak di atas itu kan bikin kesel. Buat status di FB yang membuat orang ingin tahu, tapi malah dijawab, kepo. Giliran, gak ada yang comment, malah nyampah statusnya. Tiap menit ganti. Gw rudal juga nih orang macam begitu. Coba kalau sakit beneran dan gak ada orang yang nanyain? Kadang kita juga suka kurang bisa menghargai rasa ingin tahu seseorang, sehingga sedikit-sedikit "kepo", apa-apa "kepo".

---

Modus, kosakata ini lagi, darimana coba kosakata ini bisa dipakai sama anak gaul jaman sekarang. Setahu gw, modus ini cenderung konotasi negatif dan condong ke kejahatan. Biasanya dipakai dalam pengantar berita kriminal. OK, gw dulu emang kebanyakan nonton program Buser dan Patroli yang isinya tindak kriminal. Tapi dalam pergaulan jaman sekarang, modus dipakai buat cowok ngerayu cewek dengan embel-embel membantu. Mungkin lo semua pernah lohat ketika ada temen cowok lo ingin membantu seorang cewek, lo bakalan spontan akan berkata "ah, modus tuh..!". Kita hidup di Indonesia, negara yang menjunjung tinggi saling tolong menolong, ketika setiap tolongan dikatakan modus. Kelar udah, mending hidup di hutan macem pelem Cast Away. Di pulau terpencil dan sendiri.

--

Galau,  kalau kosakata yang satu ini agak gak jelas menurut gw. Konsisten digunakan dalam semua kondisi yang berhubungan dengan percintaan, asmara, dan suasana hati. Serta kondisi kebimbangan antara pilihan. Cukup buat status yang berhubungan dengan asmara percintaan dan kebimbangan, maka comment yang pertama muncul adalah "ciyee..galau..". Tanpa disadari, kita jadi kurang peka terhadap emosi perasaan seseorang yang diungkapkan dalam kata dan bahasa.

--

Baper, ini kosakata yang paling update. Gw baru tahu ada kosakata ini seminggu terakhir ini. Ketika di kantor ada yang bilang "susah sih klo udah baper..". Gw cari sendiri, apa sih baper? Badan sampe meriang, bibir pecah-pecah, tenggorokan kering, perut keroncongan, eh gak tahunya gw laper dan haus. Mau makan dan minum, eh lagi puasa. Hahaha. Sampe pada akhirnya mbah google mencerahkan segalanya. Baper adalah singkatan dari bawa perasaan. Sigh..! kamfreets..! Gw pikir baper itu yang ada dalam youtube, pas lagi nonton tiba-tiba mandek dan muncul bapering.. (itu, buffering dink). Perasaan seseorang kadang bisa muncul kapan saja dan kita lupa itu bahkan sering kurang menghargainya. Kita lupa, perasaan itu sangat mudah muncul.

--

Pergaulan jaman sekarang makin lama makin sulit untuk saling meghargai. Kosakata tersebut boleh digunakan, tentunya dengan situasi dan kondisi. Jangan sampai dengan kosakata tesebut, pergaulan yang seharusnya bisa saling menghargai jadi saling membenci karena adanya tidak saling menghargai. :)

Kepo, Modus, Galau dan Baper, gunakan seperlunya.