May 30, 2010

Mengasihi dan Menyayangi

Hello guys..! *sapaan standar banget..:)


Gw nulis lagi, setelah sekian lama gak dapet ide apa yang harus gw tulis. Gw pengen nulis sesuatu yang berbobot tapi tidak memberatkan. Gw pengen ngasih sesuatu yang berarti, tetapi tidak menggurui. Gw pengen nulis yang gak perlu mikir..hehehe

Waktu gw iseng-iseng ke toko buku, gw menemukan salah satu judul buku yang menggelitik mata saya dengan judulnya "Andai Aku Jalan Kaki, Masihkah Engkau Ada Untukku?" . Secara sepintas, judul buku itu ungkapan seseorang pria. Benar saja, gw buka salah satu sub judul yang isinya tentang ungkapan seorang pria.

Hal ini mungkin bisa saja terjadi ke semua orang. Guys, kita hidup di jaman "uang yang berbicara" bukan mulut atau kata hati. Ibarat pohon, semakin rindang daunnya maka semakin banyak pula yang akan berteduh di bawah pohon itu. Lalu ketika pohon itu meranggas dan merontokkan daunnya kemudian tidak rindang lagi, apa yang terjadi? Tak ada seorang pun yang akan berteduh di bawahnya.

Sama halnya dengan manusia, ketika harta dan kekayaan yang melimpah pada kita. Semua orang ingin menempel, mendekat bahkan ada yang rela diapakan saja. Kata-kata gombal pun terucap sebegitu mudahnya. Beberapa kata dalam buku itu membuat gw berpikir, seperti ini misalnya; "aku selalu siap 24 jam hanya untukmu" atau "aku rela kamu jadikan yang ke-2, ke-3, ke-4 bahkan yang ke-5" (ke-5? cuma boleh yang ke-4 thok kok,hehehe itu juga kalo boleh..^_^) dan bahkan ada yang mengucapkan "cintaku pada mu sampai mati" *Whaaaat...???!! bener neh sampai mati? co cweet banget deh.. cinta sampai mati atau cinta sampai uangku habis? hehehe.

Coba kalo lu mengayuh sepeda onthel di tengah hari bolong dan berpapasan dengan teman wanita yang sedang menaiki mobil mercy, terus lu tegur dia. Apa yang terjadi? Ditegur balik pun alhamdulillah. Parahnya, "siapa seh lu? SKSD banget deh" mungkin terkesan lebay. Tapi itu real kawan..:)

Gw saat ini lagi berusaha menyayangi dan mengasihi sesama seperti orang tua mengasihi dan menyayangi anaknya. Kenapa gw bilang pengen seperti orang tua? Lu semua pasti pada punya orang tua. Lihatlah, apa yang akan dilakukan orang tua untuk mengasihi dan menyayangi anaknya. Dari jauh mereka datang menyambangi rumah/kosan lu hanya untuk melihat anaknya atau sekedar mendengar suaranya. Lelah dan letih tak ditunjukkan, hanya senyuman kecil namun begitu indahnya yang ditunjukkan.

Terkadang kita lupa mengabari orang tua, kita malah sibuk dengan pekerjaan atau tugas-tugas kuliah. Coba sisihkan waktu lu sedikit saja buat orang-orang yang lu sayangi dan yang lu cintai. Lalu lihatlah apa yang terjadi pada diri lu dan orang-orang yang lu sayangi/cintai *dengan gaya Pak Mario Teguh yang menunjuk,hehehe

Kelak saat gw sudah punya keluarga, gw gak akan menghabiskan waktu gw dengan kerjaan hingga larut malam. Gw bekerja untuk anak istri gw, tapi gw gak punya waktu untuk mereka. Begitu egoisnya diri gw. Alasan kebanyakan orang "Saya bekerja sampai selarut ini hanya untuk mereka" buat gw gak bisa diterima. Itu tak layak dijadikan alasan. Keluarga gak cuma butuh harta dan kekayaan, tapi juga butuh kasih sayang dan cinta dari anggota keluarga..

Lu mungkin punya pikiran atau pendapat lain, silahkan..:)

May 11, 2010

Cerita Dari Eropa

hehehehe *nyengir dulu aaahh..*

Gw kembali nulis lagi, setelah rehat beberapa saat. Sebelumnya gw mau kasih tahu klo kerjaan gw yang sekarang itu, selalu berkutat dengan deadline. Minta data jam 10, dan harus jadi satu jam kemudian. Mending datanya ciek, duo, atau tigo.. tapi ini datanya hom..pim..pa alaeom segambreng..!! Tangan cuma dua, jari tangan cuma sepuluh. Waktu satu jam itu berasa cepat banget. Itu tadi keluh kesah gw, mau ditanggepin silahkan gak ditanggepin injih mboten nopo-nopo (hehehe..hehehe)


Melanjutkan cerita gw waktu mengobrol panjang dengan Pak Arief yang bekas Pembimbing skripsi gw, masih ada cerita dari beliau tentang Eropa..:) EROPA BOY..EROPA..! EROPA YANG MEGAH DAN MEWAH (dengan gaya seperti dalam film Sang Pemimpi)

Jujur gw emang sangat mengagumi beliau, selain karena satu daerah dengan asal gw yaitu Magetan (sebenarnya, gw juga bukan Magetan asli. Gw Tim-Teng. Akulturasi Jawa Timur dan Jawa Tengah, tp rumah di magetan. hehehe) Track record beliau juga memukau. Gw coba cari lewat bantuan mbah google dan menemukan ini dan gw juga coba mencari sesuatu yang lain dari beliau juga dengan bantuan mbah google dan gw menemukan ini
(semoga bisa dibuka ya link-nya..hihihi) Dari situs terakhir yang gw dapet, beliau ternyata sedang melakukan riset menciptakan alat yaitu "Opacity Meter". Lu cari sendiri ya apa itu Opacity Meter, hehehe

Pak Arief bercerita waktu beliau sekolah di Eropa, gw lupa entah itu Master atau Doktor. Waktu itu beliau sedang menghadapi ujian Toxicology. Di waktu sedang ujian, beliau mendapat kabar kalau istri beliau akan melahirkan anak pertama. Pak Arief pun berkata kepada sang penguji dengan harapan mendapat keringanan..

Pak Arief: "Maaf Pak, kondisi saya lagi kurang fit"

Penguji: "Memangnya kamu kenapa?"
Pak Arief: "Saya baru dapat kabar, kalau istri saya mau melahirkan anak pertama saya"

Penguji: "Oh begitu. Baiklah, silahkan lanjutkan penjelasan saudara mengenai Toxicology"

*Yang mau translate ke bahasa Jerman, dipersilahkan kok..hehehe

Nah loh, kebayang donk gimana perasaan Pak Arief waktu si penguji mengatakan untuk melanjutkan ujian. Gw aja yang denger cerita beliau, geleng-geleng kepala. Heran, sekaligus terkesima. Pendidikan di Eropa sana memang benar-benar beda. Dibilang sadis, emang sadis. Dibilang kejam, emang kejam. Pak Arief juga tidak bisa berbuat banyak, beliau hanya berstatus mahasiswa yang harus patuh sama peraturan perkuliahan.

cerita belum selesai sampai disitu. Beliau harus melakukan ujian praktikum dengan seorang Profesor. Ketika beliau memasuki Laboratorium, Penguji yang tadi memberitahu si Profesor.

Penguji: "Prof, mahasiswa yang di depan anda itu, istrinya sekarang mau melahirkan anaka pertama"
Profesor: "Oh begitu, baiklah. Silahkan lanjutkan ujian praktikumnya"

WHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAATTTT...!!! lagi-lagi gw kaget. Klo di negeri ini, flu dikit ijin. Ada acara kawinan tante, om, ato sapalah, ijin. Buat yang mau sekolah ke luar negeri, terutama Eropa (termasuk gw, hehehe) siapkan mental. Mungkin cerita dari Pak Arief bisa jadi pedoman.

Setelah selesai ujian, beliau cepat mengayuh sepeda onthel. (HAH..!! lu bisa bayangin gak? istri mau nglahirin anak pertama, terus lu harus ngayuh sepeda onthel dari kampus ke apartemen yang jaraknya lumayan..) Sampai di apartemen, di depan pintu tergantung pesan "Pak Arief, istri sudah saya bawa ke Rumah Sakit"Kebetulan, Pak Arief tetanggaan dengan orang Indonesia.

Alhamdulillah, beliau masih dikasih kesempatan sama Allah untuk menemani sang istri melahirkan anak pertama. Indah pada waktunya..:)

Pak Arief juga berpesan, kalau dikasih kesempatan sekolah ke Eropa, terus ada waktu libur. Gunakan untuk jalan-jalan keliling Eropa. Jangan terlalu dihemat uang beasiswanya. Karena belum tentu esok kalian bisa ke Eropa lagi. Pak Arief juga sempat menghitung biaya hidup selama menempuh pendidikan di Eropa cuma menghabiskan 900-jutaan.

Ayoo...ayo...ayo..!! yang mau ke Eropa dan yang sudah pasti ke Eropa. Siapkan mental..:)

Inilah Beliau yang gw kagumi.

Dan inilah Orang yang mengagguminya.

Menjelang pamitan, beliau berpesan. Pengalaman itu bukan guru yang baik. He is the best, but not the best. Pasti kalian bertanya-tanya, kenapa pengalaman tidak dijadikan guru yang baik sedangkan hampir seluruh orang mengagungkan pernyataan itu.

beliau berpendapat, guru yang baik itu selain memberikan pelajaran yang baik juga dapat memberi tahu jika anak muridnya melakukan kesalahan. Pengalaman tidak dapat memberi tahu kita jika kita melakukan kesalahan.

May 3, 2010

Speechless

Hari Minggu kemarin, Alhamdulillah bisa bertemu lagi dengan Dosen Pembimbing Skripsi gw waktu kuliah dulu. Pak Arief namanya. Bertemu dan mengobrol dengan beliau tak akan pernah ada habisnya. Pengalaman beliau yang malang melintang di Eropa membuat saya kagum sampai sekarang. Dia mau berbagi apapun itu ilmunya. Cerita panjang lebar di saat menempuh sekolah Master di German dan mengambil gelar Doktor di negeri yang sama.

Layaknya orang yang lama tak berjumpa, pembicaraan diawali dengan basa-basi menanyakan kabar dan tentunya, menanyakan gw gawe dimana sekarang. Sambil senyum gw menjawab klo gw gawe di bidang yang sangat jauh dengan bidang pertanian. Beliau pun hanya tersenyum, seperti orang tua yang menyayangi anaknya..:)

German, Belanda, Perancis, Belgia, Jepang sudah disambangi sama beliau. Bahkan, beliau menyambangi Denmark hanya untuk numpang kencing di stasiun kereta (dosen sewaktu muda, juga sama aja.Eduunn..heheh) Di eropa memang terkenal dengan fasilitas public yang yahud. Apalagi weekend, kereta bisa digunakan sepuasnya dan kemana saja hanya dengan cukup mebayar tiket kereta weekend. Di Indonesia? boro deuh.., bisa naik kereta gak desek-desekan alhamdulillah banget.

Tak lama kemudian sesuatu yang gw tunggu datang. Eits, bukan makanan.. tapi wejangan dan motivasi dari beliau. Beliau bilang begini (dalam versi bahasa gaul anak muda,,hihihi).., hidup di dunia ini jangan pernah ada punya musuh. Klo lu punya musuh, lu gak bakal berkembang. Dapet kerjaan, terus tahu klo sekantor sama musuh lu, lu gak mau nerima itu pekerjaan. Dan gw pikir, bener juga. Belaiau juga bilang, carilah teman sebanyak-banyaknya. Karena teman yang akan membantu saat kita kesulitan.

Yang membuat gw terngiang sampai sekarang adalah, hidup ini dibolak balik. Pengalaman beliau adalah waktu beliau masuk pesantren sebelum berangkat ke German. Tak disangka, guru yang akan mengajari beliau di santren itu adalah bekas murid SMK yang pernah diajar sama beliau. Sang murid pun bingung dan gak tahu mesti gimana, untuk mengajari seseorang yang notabene adalah bekas gurunya dahulu. Lalu beliau juga berpesan, sebelum berbicara berpikirlah terlebih dahulu. Kata orang Jawa, Thinking before you speak.. (hehehe) Ibarat komentator bola, yang hanya pandai berkomentator,tapi tidak banyak yang pandai bermain bola.

Beliau juga tidak setuju dengan pribahasa "Bagai air di daun talas" yang berarti orang yang tidak teguh dengan pendiriannya. Sekarang bayangkan klo itu daun talas tidak bergerak, apakah si air bergerak? Tidak. Air akan tetap diam di daun talas. Prinsip hidup beliau adalah hidup mengalir seperti air di dalam selang. Jelas muaranya kemana dan jelas juga sumbernya darimana.