December 9, 2018

PASUKAN GARUDA - I Leave My Heart in Lebanon - Full Movie

KONGA, bagi masyarakat awam mungkin sangat tidak familiar. Tetapi bagi keluarga militer, istilah ini sangat lekat di hati mereka. KONGA merupakan singkatan dari KONtingen GAruda yang bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB sejak tahun 1957. Negara penempatannya pun berbeda-beda, tergantung negara mana yang membutuhkan. Kontingen Garuda pernah berada di Nepal, Beirut, Mesir, Gaza, dan yang terakhir adalah di Lebanon.


Untuk mengetahui seperti apa kehidupan para Kontingen Garuda ini, sebuah film dengan tema yang sama menceritakan semuanya. Tentunya dengan tambahan unsur-unsur seni dalam dunia perfilm-an.


Selamat menyaksikan..!!



Silahkan klik CATATAN DODOL, Calon Dokter untuk menikmati film nya.

November 1, 2018

Penyebab Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610

Pagi hari, tanggal 29 Oktober 2018. Hari itu cuaca di Bogor memang agak masih mendung karena semalam diguyur hujan. Seperti biasa, gw persiapan berangkat kerja menggunakan KRL. karena naik KRL gak pernah dapat duduk, biar gak ngantuk gw baca-baca chat di group WA dan kemudian muncullah berita yang mengatakan kalau sebuah pesawat dengan rute penerbangan Jakarta - Pangkal Pinang, loss contact.

Dalam hati gw, wah..! kenapa lagi nih?. Setelah, Lombok diguncang gempa, Palu dan Donggala juga gempa plus tsunami, sekarang ada pesawat yang hilang dari pantauan radar.
Sesampai di kantor, ternyata beritanya sudah menjadi headline news di beberapa stasiun TV nasional. Tidak lama berselang, keluar statement dari Basarnas bahwa pesawat Lion Air dengan kode JT610, Jakarta - Pangkal Pinang. Jatuh di perairan Karawang pada pukul 6.30 pagi, setelah 13 menit lepas landas dari Cengkareng.


Biasanya, kalau ada dari kelurga gw yang bepergian menggunakan pesawat. Gw pantau menggunakan flightradar24.com , nah.. dengan website yang sama gw coba melihat bagaimana pergerakan dari si pesawat ini termasuk grafik kecepatan dan ketinggian saat terbang.



Cukup tragis juga kalau melihat grafik altitude dan speed nya. Di ujung grafik, altitude nya turun drastis dari sekitar 5000ft (1524 m) menjadi 3650ft (1112 m) dengan kecepatan terakhir tercatat adalah 345 knots (639 km/jam). Hal ini menandakan pesawat turun ketinggiannya secara cepat dan drastis. Kalau menurut gw, kemungkinan pesawat mengalami mati mesin sebelum menghujam lautan di perairan Karawang.

Di website flightradar, kalain juga bisa melihat rute atau jalur penerbangan yang dilewati oleh si pesawat. Dan disini juga menjadi pertanyaan, kenapa si pesawat menuju Timur Laut, sedangkan tujuannya adalah ke Pangkal Pinang yang terletak di Utara.

Kemarin tanggal 1 November 2018, black box Lion Air JT 610 berhasil ditemukan di kedalaman 30 meter. Semoga dengan ditemukannya black box ini, bisa mengungkap penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.

October 19, 2018

Waktunya Pamit, Tabloid BOLA.

Bagai gen halilintar di siang bolong. Ketika gw baru sampai kantor dan menyalakan PC kemudian membaca beberapa email, kemudian cek-cek media sosial. Hari itu tanggal 17 Oktober 2018, timeline di facebook gw ramai muncul gambar-gambar dari Tabloid BOLA, tetapi dengan cover pemain LAZIO. Kebetulan gw juga seorang penggemar LAZIO (Laziale,- red)


Oh, gw pikir mereka hanya ingin mengenang para pemain yang pernah berbaju biru langit milik klub yang bermarkas di ibu kota Italia. Tetapi, timeline di FB gw semakin sering muncul image-image cover dari tabloid BOLA dan gak lama kemudian muncul notifikasi email kantor yang isinya mengabarkan, kalau Tabloid BOLA mulai bulan depan, November 2018 akan tutup dan tidak terbit lagi.


Wah..!! kaget sudah pasti. Gw sebagai penggemar berat sepakbola merasa sangat kehilangan. Setelah gw ikut konfirmasi ke salah satu temen yang kerja di tabloid tersebut dan mendapatkan jawaban yang sama. Gw semakin sedih karena tidak bisa menikmati "komik si gundul" khas dari tabloid BOLA. Kenangan gw waktu masih SMP, langsung muncul. Dimana masa itu, gw rela menyisihkan uang jajan sekolah untuk bisa membeli Tabloid BOLA. Apalagi, biasanya untuk edisi berikutnya, Tabloid BOLA suka kasih bocoran bonus poster apa yang akan disisipkan di dalamnya.


Rencananya, dua edisi terakhir akan terbit tanggal 19 dan 23 Oktober. Tetapi keputusan itu berubah, tanggal 19 Oktober, Tabloid BOLA akan terbit dan tanggal 23 Oktober, skip tidak terbit untuk mempersiapkan edisi terakhir, edisi pamungkas, edisi pamit dari Tabloid BOLA di tanggal 26 Oktober. Melalui cuitan di twitter-nya, Managing Editor BolaSport, Firzie Idris mengatakan "Edisi pertama BOLA terbit hari Jumat dan kami memutuskan edisi terakhir juga harus Jumat"


Banyak yang menyayangkan kenapa Tabloid BOLA harus tutup, karena BOLA merupakan media cetak olahraga yang merupakan bagian sejarah dari perkembangan olahraga yang ada di Indonesia, terutama sepakbola. Tetapi memang tidak bisa dipungkiri, dunia yang semakin berkembang dan teknologi yang semakin berkembang juga, membuat segalanya semakin mudah. Digital semakin membuat orang mudah mengakses berita olahraga. Anak jaman sekarang tidak bisa merasakan rasanya hunting sebuah tabloid edisi khusus poster yang saat itu merupakan incaran para pecinta Tabloid BOLA.


Rest In Proud..!! Tabloid BOLA. 

October 4, 2018

Seberapa Gregetnya Lo..!

Pernah denger kan permainan "seberapa gregetnya lo..?!". Sepertinya hal itu lagi booming dan beberapa orang sudah melakukannya. Sebenarnya permainan hanya untuk lucu-lucuan saja dan ternyata banyak orang yang suka.

Permainan ini seperti dialog antar dua orang yang saling tanya jawab. Contohnya seperti ini..

"seberapa gregetnya lo?"

"kemarin gw naik motor, gw nyalain lampu sign kiri"

"terus..?"

"tapi gw malah belok ke atas..!!" 


Nah berhubung gw anak ahensi, gw mau buat beberapa dialog yang sering terjadi dan berhubungan di dunia per-ahensi-an..

REVISI

"seberapa gregetnya lo?"

"kemarin, klien gw minta revisi media plan"

"terus..?"

"revisinya kerja sendiri, gw nya pulang"


LEMBUR 
"seberapa gregetnya lo?"

"kemarin gw lembur di kantor"

"terus..?"

"gw lembur, tapi gak kerja"


PITCHING
"seberapa gregetnya lo?"

"kemarin gw ikutan pitching"

"terus..?"

"belum present materi pitching, klien nya udah approve.."


Sekarang, dari kalian seberapa gregetnya kalian?? hahahaha

July 24, 2018

Jangan Cuma Zohri

Beberapa minggu belakangan ini, Indonesia heboh karena ada seorang atlit yang mampu mengibarkan dan mengumandangakan Indonesia Raya di Finlandia. Namanya Lalu Muhammad Zohri, pria yang berasal dari Lombok ini mampu menjadi yang tercepat dalam ajang IAAF U20. Kompetisi atletik bertaraf dunia, Zohri menjadi yang tercepat untuk kategori lari 100 meter pria, dengan catatan 10.18 detik.

Lalu Muhammad Zohri, Juara Dunia Lari 100 m Putra, U20


Memang di luar dugaan, ditengah gegap gempita dan uforia partai puncak Final Piala Dunia 2018 di Russia. Rakyat Indonesia bergeser ke Finlandia dimana, Zohri menjadi juara dunia under 20. Gak sampai disitu, Zohri yang mengalahkan kandidat juara pelari asal Amerika juga menjadi viral, karena Zohri sempat terlihat bingung mencari jodoh mencari bendera merah putih untuk digunakan foto session. Viralnya Zohri tak sampai disitu, netizen pun dibuat heboh dengan penampakan dari rumah Zohri yang ada di Lombok, serta latar belakang Zohri sebelum menjadi atlit atletik dan mewakili Indonesia di IAAF U20 2018, Finlandia.


Rumah Zohri

Bantuan pun datang bertubi-tubi kepada Zohri, dari pemberian uang tunai, perbaikan rumah, hingga ditawari menjadi Anggota TNI AD tanpa tes. Tak sampai disitu, Zohri pun sempat diundang Pak Presiden Jokowi berkunjung ke Istana Kepresidenan di Bogor.

Disini gw mau bilang, Zohri beruntung. Beruntung diberi kemampuan berlari yang cepat, beruntung bertemu dengan guru olahraga semasa di SMP yang "memaksa" untuk latihan lari atletik dan beruntung Zohri bisa menang, sehingga dia bisa memperbaiki kehidupannya.

Jangan cuma Zohri yang dielu-elukan karena berhasil menjadi juara dunia. Tetapi atlit yang lain juga harus diperhatikan. Ada Fauzan Noor yang berhasil menjadi juara dunia Karate Tradisional di Praha, Ceko pada bulan Januari 2018. Berangkat ke Praha bermodal uang pas-pasan, Fauzan berhasil mengharumkan nama Indonesia. Gak tanggung-tanggung, di final lawan tanding Fauzan bertubuh tinggi besar khas orang Eropa. Video pertandingannya banyak beredar di youtube.

Fauzan Noor, Juara Dunia Karate Tradisional


Disini gw juga bilang, beruntung Zohri jadi viral. Sehingga Fauzan Noor bisa ter-ekspose prestasinya dan akhirnya mendapat apresiasi dari Kementrian Pemuda dan Olahraga. Seharusnya veteran olahraga juga mendapat apresiasi karena telah mengharumkan nama Indonesia. Karena tak sedikit mantan atlit yang telah membawa lagu Indonesia Raya berkumandang, harus hidup memprihatinkan. Menjual medali yang diperoleh agar bisa menyambung hidup. Miris.



July 13, 2018

Tik Tok

Diluncurkan di bulan April 2018, bertepatan pada peringatan "April Mop". Aplikasi TikTok mulai digemari dan menjadi trend di kawasan Asia dan Indonesia. Penggunanya disebut TikToker. Video pendek yang diunggah lewat tiktok berbagai macam jenisnya. Sebagian besar video yang temanya lucu, karena pada dasarnya memang untuk menghibur.

Dari aplikasi tiktok ini juga muncul "public figure" dadakan. Kalau di instagram, dikenal dengan nama selebgram, mungkin klo di tiktok menjadi seleb tiktok. Baru-baru ini ada yang lagi hits!, bocah laki-laki yang bernama Bowo Alpenlibe menjadi viral di dunia maya. Karena setiap unggahan video nya di tiktok langsung mendapat likes dan views yang banyak hanya dalam waktu singkat. Bahkan, followers Bowo di tiktok pun sudah ribuan. 

Followers Bowo pun kebanyakan adalah anak cewek yang baru beranjak remaja. Bowo menjadi viral karena untuk bertemu butuh biaya sebesar 80 ribu. Harga ini sudah turun, sebelumnya sempat beredar untuk bertemu Bowo tarifnya adalah sekitar 100 ribu.


Viralnya Bowo yang juga dibantu oleh para netijen menjadi trending topic di beberapa media. Netijen juga lah yang mem-bully Bowo, sehingga Kominfo memblokir aplikasi tiktok. Beberapa media mencoba mengklarifikasi ke Bowo, apa benar untuk bertemu dengan dirinya dikenakan tarif segitu?

Dikutip dari beberapa portal berita, Bowo mengaku tidak menerima uang sepeser pun dari acara meet and greet. Melalui ibundanya Bowo, uang meet and greet mungkin dibawa sama pihak penyelenggara, karena Bowo saat meet and greet statusnya hanya diundang untuk hadir. Tidak tahu menahu kalau acara tersebut ternyata berbayar. Disini gw melihat ada orang-orang yang bisa melihat situasi dan memanfaatkannya. Apalagi fans dari Bowo adalah remaja tanggung yang rela melakukan apa saja asal bertemu dengan idolanya.

Yang jadi masalah adalah orang-orang yang memanfaatkan situasi ini hanya untuk mengambil keuntungan semata. Bahkan yang gw lihat, Bowo ini mejadi korban. Akibatnya, Bowo jadi korban bullying. Paling parahnya, mematikan kreatifitas dan karya seseorang.

Kok mematikan karya dan kreatifitas? Loh iya dong, Bowo jadi gak bisa berkreasi lagi karena jadi korban bullying. Sudah bagus Bowo mau berkarya lewat tiktok. Kebanyakan orang takut berkarya karena takut dicap jelek karya yang dibuat. Kalau semua orang seperti itu, takut karyanya jelek, gak akan ada youtuber, gak akan ada blogger, gak akan ada movie maker terkenal saat ini. Dimana karya-karya terbaik mereka bisa lo nikmatin sampai saat ini.


Memangnya para youtuber, blogger, dan movie maker ketika buat karya langsung bagus? langsung pembaca dan viewersnya banyak? big no. Pasti jelek dulu yang kemudian dikritik, dikasih saran untuk menjadi lebih baik lagi.

May 24, 2018

Salam Indonesia: Wae Rebo, Surga Di Atas Awan

Tim Trip Salam Indonesia berkesempatan untuk mampir di sebuah desa yang unik. Terletak diketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, Desa Wae Rebo layaknya Surga Di Atas Awan. Desa yang hanya memiliki 7 rumah adat ini telah ditetapkan UNESCO pada tahun 2012 sebagai warisan budaya dunia. Desa yang memiliki sejarah tidak hanya bagi Indonesia, tetapi diakui dunia.


Rumah di desa sangat unik, selain jumlahnya yang hanya 7 unit, bentuknya yang mengerucut ke atas yang memiliki arti perdamaian. Rumah adat mereka disebut dengan nama Mbaru Niang. Hingga sampai saat ini, Desa Wae Rebo telah bertahan hingga 20 generasi. Desa ini tepat berada di Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Butuh usaha dan tekad yang kuat untuk sampai di Desa ini. Jalur menuju lokasi desa yang memang masuk dalam hutan lindung dan track  yang lumayan berat, membutuhkan stamina yang prima. Tetapi semua akan terbayar dengan keindahan dari Desa Wae Rebo.



Tim Trip Salam Indonesia harus berjalan kaki sejauh 7 km. Selain itu, Tim Trip Salam Indonesia juga memanfaatkan jasa ojek motor yang tersedia. Seharusnya perjalanan memakan waktu 4 jam, dengan adanya ojek motor, perjalanan dipangkas selama 1 jam, sehingga butuh 3 jam untuk menuju Desa Wae Rebo.


Saat Tim Trip Salam Indonesia sedang menanjak menuju Desa Wae Rebo, cuaca sedang kurang bagus. Gerimis dan jalanan yang licin akibat basah membuat Tim Trip Salam Indonesai harus berhati-hati. Apalagi sempat terjadi longsor beberapa hari sebelumnya. Karena lokasi yang masih asri dan masuk dalam kawasan hutan lindung, 



Tim Trip Salam Indonesia sempat berhenti beberpa kali untuk mengambil air dari sungai yang mengalir. Airnya sangat jernih. Ada 3 pos untuk menuju Desa Wae Rebo, paling unik adalah Pos ke-3, dimana di pos ini terdapat kentungan yang harus dipukul setiap ada wisatawan yang akan masuk ke dalam Desa Wae Rebo. Istilah dalam adat Jawa nya adalah kulonuwun.




Sebagian besar masyarakat Desa Wae Rebo adalah bertani, sedangkan para wanitanya aktif membuat kain tenun. Sebelum melihat sekitar Desa Wae Rebo, Tim Trip Salam Indonesia harus sowan dulu ke rumah Kepal Suku yang merupakan rumah utama di Desa ini. Michael sebagai anak Kepala Suku, menyambut Tim Trip Salam Indonesia dengan suguhan makanan yang mereka masak. Tim juga meminta ijin untuk merekam kegiatan yang akan dilakukan. Jika ijin tidak keluar, maka tidak akan ada dokumentasi dari Tim Trip Salam Indonesia.
Tim juga sempat mencicipi kopi hasil dari mereka tanam sendiri. Melihat lokasi yang berada di dataran tinggi, tanaman kopi sangat cocok untuk ditanam. Bahkan ada seseorang yang berasa dari Bandung memutuskan untuk tinggal di Desa Wae Rebo selama empat tahun hanya untuk mengajarkan masyarakat Desa Wae Rebo cara menanam kopi dan mengolah biji kopi menjadi biji kopi yang bagus.


Tak heran Desa Wae Rebo selain dinobatkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Desa Wae Rebo juga merupakan desa terindah di Indonesia.



(*) semua sumber cerita dan gambar dari www.salamindonesia.id

May 22, 2018

Salam Indonesia: Komodo, Ada Cerita Yang Belum Disampaikan

Tim Trip Salam Indonesia sudah sampai di Labuan Bajo. Kali ini mereka akan menyambangi sebuah pulau yang letaknya di ujung paling barat, Nusa tenggara Timur dan berbatasan langsung dengan Nusa Tenggara Barat.

-----------------------------------
PULAU KOMODO
-----------------------------------

Sesuai dengan namanya, Pulau Komodo juga merupakan habitat asli dari Komodo. Selain itu, di pulau ini juga tinggal penduduk asli bernama Suku Modo. Komodo merupakan hewan kadal terbesar di dunia. Lebih unik lagi, Komodo ini tinggal berdampingan dengan Suku Modo. Konon kabarnya menurut cerita, ada seorang Raja mempunyai dua orang anak dimana salah satu dari anak mereka ternyata tidak disukai. Kemudian anak tersebut pergi pamit untuk lebih memilih tinggal di hutan yang kemudian diyakini menjelma menjadi Komodo. Suku Modo sendiri sangat dekat dengan Komodo. Bahkan, Komodo sudah dianggap seperti saudara ataupun anak sendiri

Guru Sus


Tim Trip Salam Indonesia beruntung, bisa bertemu dengan legenda hidup yang bernama Alfonsius Hana, atau biasa dipanggil dengan nama Guru Sus. Melalui mimpinya, Guru Sus berhasil menemukan danau tiga warna yang terkenal dengan nama Danau Kelimutu yang mampu mengairi seluruh pegunungan. Guru Sus merupakan pendatang di Pulau Komodo tetapi mampu berbahasa Suku Modo. Menurut Guru Sus, beliau sempat bertemu dengan suku asli Suku Komodo yang penampakannya bertelinga besar dan agak lancip serta hidung yang lebar. 


Suku Komodo punah karena proses melahirkan yang dilakukan suku ini sangat mengerikan dan tragis. Bagaimana tidak, perempuan hamil yang hendak melahirkan perutnya dibelah untuk mengeluarkan anak dari dalam perutnya. Maka, ibu harus rela mati ketika hendak melahirkan. Sedangkan sang suami lari ke hutan untuk bersemedi selama proses melahirkan dan kematian terjadi.

Selamat Datang di Pulau Komodo


Suatu ketika datanglah orang yang berasal dari Suku Sumba yang tanpa sengaja terdampar di pulau tersebut. Ia mencoba membantu dan memberitahu, kalau sang ibu bisa diselamatkan saat melahirkan. Ia pun diperkenankan untuk membantu persalinan dan berhasil. Sang suami sangat bahagia dan terharu ketika kembali dari bersemedi menemukan istri dan anaknya dalam keadaan selamat dan hidup. Semenjak itu, Suku Sumba sangat dihormati dan dipersilahkan untuk tinggal di Pulau Komodo. 


Sebagian masyarakat percaya bahwa, jangan pernah menyakiti Komodo. Karena, jika Komodo disakiti seperti dipukul kepalanya, maka orang yang memukul tersebut akan mengalami hal yang sama. Menurut Guru Sus, dahulu ada dua orang yang memasuki hutan dan kaget ketika bertemu dengan Komodo. Spontan salah satu dari mereka melempar Komodo tersebut dengan batu hingga mulutnya "mencong". Pelempar tersebut bernama Haji Salim. Singkat cerita, Haji Salim hingga saat ini mengalami apa yang dialami Komodo tersebut, yaitu mulutnya "mencong" alias perot. Sayang sekali, Tim Trip Salam Indonesia tidak bisa bertemu dengan beliau. Ketika Tim Trip Salam Indonesia berkunjung ke Pulau Komodo, Haji Salim sedang berada di Bajo.

Sebai..!


Ketika bertemu dengan Komodo, cukup katakan "sebai.!" itulah yang diajarkan oleh Guru Sus. "Sebai" dalam bahasa Suku Komodo yang artinya "teman"


(*) Semua foto dan sumber cerita dari www.salamindonesia.id

May 20, 2018

Salam Indonesia: Tradisi Makan Tanah

Bulan Ramadhan ini, bulan yang penuh berkah, gw mau coba nulis tentang Trip Salam Indonesia. Trip ini adalah perjalan dari sebuah Tim yang dikomandani oleh Erix Soekamti. Bagi sebagian orang, mungkin tak banyak yang mengenal Erix Sokemati. Erix yang juga seorang vokalis Band Endank Soekamti juga melakukan kegiatan sosial, seperti mendirikan sekolah berbasis animasi dan programmer yang dinamakan DOES University.


Kalau bulan Ramadhan tahun lalu, Erix dan Band Endank Soekamti membuat album mereka di Pulau Lombok. Ramadhan tahun ini, Erix dan tim Trip Salam Indonesia menjelajah tempat-tempat di Indonesia untuk mengarsipkan budaya dan keragaman yang ada di Indonesia. Tim yang beisikan delapan orang ini resmi berangkat dari Jogja tanggal 11 Mei 2018 untuk menuju Labuan Bajo sebagai destinasi pertama mereka. Kurang lebih 30 hari lamanya Tim ini akan menyusuri Indonesia dari Timur Indonesia menuju Barat Indonesia.


Sebelum menyeberang ke Labuan Bajo, Tim sempat mampir ke daerah Tuban, tepatnya di Dusun Trowulan, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding yang konon kabarnya terdapat tradisi "MAKAN TANAH". Tradisi Makan Tanah atau biasa disebut dengan "Makan Ampo" ini sudah turun temurun dan nyaris punah. Bagaimana tidak, cemilan Ampo ini terbuat dari tanah murni yang diambil dari sawah. Mbah Mar dan Mak Pi merupakan keluarga satu-satunya di Dusun ini yang masih membuat Ampo. 



Ada resep khusus dalam membuat Ampo. Mak Pi memilih tanah yang bersih dari kerikil dan menyimpannya dalam ruangan yang kedap cahaya dengan tujuan agar tanah tetap temmbab dan tidak kering. Tanah tersebut ditumbuk layaknya adonan dan dibentuk segi empat. Menggunakan bambu sebagai alat bantu, tanah yang yang sudah dibentuk kemudian dikikis membentuk gulungan layaknya kue semprong.




Ampo tidak perlu dibakar, Mak Pi hanya melakukan pengasapan pada Ampo sehingga bau sangit muncul karena Ampo yang diasapi. Proses pembuatannya pun tidak terlalu lama, hanya 2 jam sampai Ampo siap dimakan. Konon, munculnya Ampo ini dikarenakan orang tua jaman dahulu atau nenek moyang kita, waktu itu kesulitan untuk makan. Dan suatu ketika, mereka melihat rumah rayap yang dari tumpukan atau gundukan tanah yang tanpa sengaja dipindahkan didekat tungku. Rumah rayap tersebut terkena asap dari tungku yang menimbulkan bau sangit yang menurut mereka enak. Dicoba dimakan dan ternayata enak.



Tak menemukan rumah rayap, nenek moyang kita pun mengakalinya dengan membuat sendiri karena tahu kalau rumah rayap itu terbuat dari tanah. Saat ini, Ampo masih dijual dipasar Tuban dengan harga 10 ribu/kg. Penikmatnya biasanya adalah para orang tua dan wanita hamil karena ngidam. Selain itu, Ampo juga digunakan untuk acara syukuran, selametan saat musim tanam padi, sunatan dan acara adat lainnya.





Terlepas dari segi kesehatan, Tradisi Makan Tanah ini harus dilestarikan dan diregenerasikan. Karena tradisi ini merupakan aset Indonesia yang harus dijaga kelestarinnya.


(*) semua sumber cerita dan gambar dari www.salamindonesia.id

May 11, 2018

Tahun Depan Pesta nya



Tahun depan, negara ini akan berpesta..
Tahun depan, negara ini akan menentukan siapa pemimpinnya..

Tapi, pesta belum dimulai. Kehebohan sudah terjadi..


Kalian pasti sudah denger dan lihat video mengenai orang-orang yang berkaos dengan tagar #2019gantipresiden 'bersenggolan' dengan kaos yang ber-tagar #diasibukkerja di car free day Jakarta beberapa pekan lalu. Sebenarnya gw tidak terlalu mengikuti dan tidak mau tahu lebih dalam tentang politik. Gw tahunya tentang sepakbola.


Gw gak mendukung kaos tagar manapun..
Gw juga gak tahu siapa yang kalah, siapa yang menang dan siapa yang hanya mendompleng..
Yang jelas, ketika hari pemilihan, hak suara gw, akan gw gunakan sebaik-baiknya.


Politik di negara ini, ibarat dalam sepakbola adalah suporter dan klub sepakbola. Tagar #2019gantipresiden dan #diasibukkerja adalah klub sepakbola. Nah, lo tahu kan kalau disini, yang namanya suporter sepakbola, loyalitasnya udah di luar logika. Temen gw pernah bilang, klub sepakbola bagi para suporter sudah seperti agama. Dibela mati-matian. Tapi kalau kata gw, tidak. Kalau diibaratkan agama, tidak setuju. Karena dalam agama manapun tidak mengajarkan kekerasan terhadap sesama manusia. Gw lebih mengibaratkan seprti sekte, lengkap dengan ajaran sesatnya. Ketemu suporter klub sepakbola lain, rusuh.


Tahu Persija dan Persib, atau Persebaya dan Arema, suporter mereka bisa dikatakan jarang atau tidak pernah akur kalau klub sepakbola kesayangan mereka berduel di lapangan. Gw gak habis pikir, fanatik berlebihan efek sampignya mengerikan.


Balik lagi ke politik, tahun 2019 merupakan tahun Pesta Pemilihan Umum di Indonesia. Pemilihan untuk menentukan siapa pemimpin negara selama 5 tahun ke depan. Indonesia yang menganut paham demokrasi, dimana kebebasan berpendapat dan musyawarah untuk mufakat seperti tidak terlaksana. Realitanya, ada sekelompok orang yang mencoba untuk menyulut emosi sehingga yang terjadi adalah pemaksaan kehendak. Harus sepaham. Harus sama dengan cara berpikirnya.


Mungkin masih ada yang tidak percaya,kalau Donald Trump jadi Presiden Amerika? Termasuk saya. Donald Trump yang mungkin bisa dikatakan dibenci hampir seluruh dunia, tapi nyatanya dia dicintai warga Amerika dengan meraih suara terbanyak dalam Pemilihan Presiden Amerika.


Well, kita masih sama-sama orang Indonesia. Cobalah untuk berpikir sehat, jangan berpikir dengan emosi. Siapa pun yang nantinya jadi Pemimpin Negara, harus diterima. Karena mungkin dia sudah ditakdirkan oleh Tuhan untuk memimpin Indonesia. Mari kita doakan bersama untuk Indonesia lebih maju. Kalau Tuhan sudah berkehendak, Indonesia maju. Siapa pun tak akan bisa menolaknya. Kita sesama bangsa terlalu sibuk sikut kanan kiri, mencela sana sini, menjadikan kawan sebagai lawan.


Tahun 2019 nanti rela memutus tali silaturahim dengan kawan cuma gara-gara beda pilhan, rela memutuskan hubungan keluarga gara-gara beda tagar? ah! picik sekali kalau sampai yang ada seperti itu..



Buat gw, tahun depan adalah...


#2019gantikalender

March 2, 2018

Blokir STNK Kalian, Biar Gak Kena Pajak Progressif

Banyak yang gak tahu, kalau per 1 Juni 2015 ada aturan baru mengenai pajak progressif kendaraan bermotor. Hasilnya banyak masyarakat yang kaget saat melihat tagihan pajak yang harus dibayar untuk kendaraan bermotornya.


Pajak progressif ini berlaku seluruh Indonesia, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat. Buat kalian yang berniat untuk menjual kendaraan bermotornya dan kebetulan sudah laku. Sebelum membeli kendaraan pengganti, sebaiknya blokir terlebih dahulu STNK kendaraan lama kalian. Kalau tidak, siap-siap dan jangan kaget kalau pajak kendaraan kalian membengkak.


Jadi, motor atau mobil akan dikenakan pajak progressif apabila alamat pemiliknya memiliki kesamaan dengan alamat wajib pajak yang telah terdaftar. Oke, sekali lagi gw tekankan. Alamat yang sama. Jika kalian punya mobil atau motor lebih dari satu walaupun beda nama pemilik tapi alamat sama, pajak progressif sudah menanti.. :)


Bagaimana caranya agar tidak kena pajak progressif.??


Kebetulan gw berdomisili di Kota Bogor. Langkah pertama adalah datang langsung ke kantor Samsat Kota Bogor. Kemudian ke bagian informasi dan beritahu kalau ingin melakukan blokir STNK. Dari situ kita akan mendapat formulir yang harus diisi.


Persyaratannya pun cukup mudah, selain formulir yang harus diisi, siapkan juga fotocopy KTP dan KTP asli. Setelah formulir diisi, kemudian menuju ke bagian pemblokiran kendaraan dan zaaapp..!! STNK kalian pun sudah terblokir.


Cepat hanya dalam satu hari dan tidak dipungut biaya alias gratis..!

Gimana? Mudah kan? Nah, sekarang jika mobil atau motor kalian sudah terjual. Segera blokir biar gak kena pajak yang merugikan kalian. hehe

February 10, 2018

Hunting Pasar Bogor, Sarapan Berkedok Belajar Foto

Untuk pertama kalinya, komunitas Hunting Pasar Region Bogor bertemu. Hunting perdana dilaukan di Pasar Bogor, yang letaknya gak jauh dari Pintu 1 Bogor. 

Hunting Pasar ini muncul dari iseng-iseng nya Mas Bagoes yang merupakan General Manager dari Euforia Audiovisual, tempat group band Endank Soekamti menggodok musik dan lagu-lagunya. Isengnya Mas Bagoes saat itu adalah saat mengantarkan istrnya ke pasar. Sambil menunggu istri berbelanja, Mas Bagoes iseng untuk memotret momen-momen yang bisa ditangkap oleh lensa kameranya.


Hasil jepretannya, kemudian diunggah ke akun instagramnya yang tak disangka mendapat feedback atau respon yang positif dari followers-nya. Banyak yang menanyakan, lensa apa yang digunakan oleh Mas Bagoes saat mengambil momen yang terjadi di Pasar. Tidak mungkin untuk menjawab semua pertanyaan yang ada, kemudian dibuatlah group chat menggunakan Whatsapp.


Ternyata, responnya sangat positif sekali. Sampai group chat tersebut tidak sanggup menampung anggota lagi. Berpindahlah menggunakan LINE untuk mengakomodir mereka-mereka yang ingin bergabung. Sekarang, group LINE Hunting Pasar sudah banyak tersebar di beberapa region. Termasuk Bogor, dan hari Sabtu, 10 Februari adalah hunting perdananya.


Komunitas ini tidak hanya mencari momen di pasar, tetapi juga ikut membantu perekonomian mereka-mereka yang bergulat mencari rejeki di Pasar.

Komunitas ini adalah komunitas pencari sarapan di pasar dengan berkedok belajar foto-foto dan video.

Ada temen yang perlu dicabein? 😂

Semangatnya harus ditiru

Semua dengan porsinya masing-masing

February 2, 2018

Tips - tips agar tagihan listrik rendah

Listrik salah satu kebutuhan primer, tanpa ada listik kita gak bisa berbuat banyak. Tapi tanpa sadar saking enaknya pakai listrik, tahu-tahu tagihannya bengkak. Kemudian teriak-teriak, tagihan listrik di rumah gw kok mahal amat. Padahal pemakaiannya hanya itu-itu saja, kok bisa mahal banget yak tagihan listriknya.


Iya memang benar, pemakaiannya itu-itu saja, seprti mesin cuci yang mungkin dipakai saat pagi, AC saat tidur, TV saat sedang di rumah. Untuk TV, mungkin sering bahkan banyak diantara kita yang menyalakan TV tapi tidak ditonton. Malah sibuk bermain handphone dengan kondisi sedang di-charge. Jadi, yang tadinya mau nonton TV, malah ditonton TV. :)



Nah, disini gw coba berbagi gimana sih caranya biar tagihan listrik gak membengkak.
1. Cek Berkala
Sekarang, untuk pengisian listrik sudah banyak yang menggunakan token pulsa atau istilahnya prepaid. Dengan pulsa listrik lo bisa kontrol pemakaian listriknya sehingga tidak membengkak. Karena alat elektronik yang berhubungan dengan listrik yang ada di rumah lo, yang paham lo. Jadi ketika lo pergunakan, lo bisa hitung dalam sebulan gw habis berapa. Sehingga saat ingin menambah alat elektronik, maka ada konsekuensi harus mengurangi pemakain alat eletronik lainnya.

2. Lihat Daya
Ini penting! jangan asal beli alat elektronik tanpa melihat daya nya. Biasanya orang suka lupa. Lo bisa lihat info daya ini, yang biasanya terletak di belakang produk elektronik. Lihat bagian daya listrik yang dibutuhkan untuk menghidupkan alat elektronik tersebut. Jadi, lo bisa tahu saat dipergunakan di rumah tidak akan mnambah beban listrik.


3. Hemat
Nah ini yang sulit. Dengan zaman saat ini, saat segala sesuatunya sudah canggih dan otomatis. Semua rasanya dimudahkan. Dari cuci baju yang tinggal masuk ke mesin, keluar dari mesin baju sudah bersih dan kering. Kemudian, memasak nasi, tingal pencet tombol tak lama kemudian nasi sudah jadi. bahkan kompor pun ada kompor yang bersumber dari listrik. Nah, biar tagihan gak banyak, mulailah dengan mencuci pakaian dengan tangan, lalu memasak nasi menggunakan kompor dan jangan sering-sering menggunakan AC, kalau bisa pakailah Angin Cendela (AC Alam, ahaha)


Yang terpenting kalau tidak mau ada tagihan listrik, jangan pasang listrik. hahaha


January 24, 2018

Lombok, Susah Move On !!

Lombok, siapa sih yang gak kenal dengan pulau ini? Pulau yang menawarkan keindahan alamnya yang eksotis khas Indonesia. Lombok dahulu berbeda dengan Lombok sekarang. Dulu, gak banyak orang tahu yang namanya Lombok. Orang-orang lebih mengenal Lombok sebagai teman camilan tahu goreng atau tempe goreng yang memberikan rasa pedas. Gw lahir dan besar di Lombok. Hampir 14 tahun gw menghabiskan masa kecil gw di Lombok. Lombok yang jauh akan kata terkenal seperti saat ini. Lombok yang hanya dikenal oleh wisatawan mancanegara yang mungkin mereka pun tahunya setelah mereka berkunjung ke Bali. Karena waktu itu, wisatawan mancanegara menjadikan Bali sebagai first visit ketika datang ke Indonesia, kemudian menyeberang ke Lombok, setelah itu rekreasi mereka selesai kembali ke negara asal atau lanjut menjelajah Indonesia.

14 tahun tinggal di Lombok bukan waktu yang lama buat gw, banyak hal dan kenangan yang gak bisa gw lupakan sampai sekarang. Lombok sekarang pasti sudah jauh berubah dan jauh berbeda ketika gw masih tinggal disana. Dulu, ketika Lombok masuk berita gw senangnya bukan kepalang. Karena, waktu itu yang selalu masuk berita adalah daerah kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, dll.

3 Gili yang terkenal di Lombok

Tempat wisata di Lombok sekarang juga sudah berkembang pesat, bahkan sangat pesat. Perekonomian di Lombok sepertinya semua bersumber pada satu sektor, sektor pariwisata. Di Lombok ada 3 pulau kecil yang bernama Gili Meno, Gili Air dan Gili Trawangan. Ketiga gili tersebut selalu jadi primadona wisatawan asing ketika berkunjung ke Lombok. Bisa dibilang, ketiga Gili tersebut terkenal hanya di dua tempat, di Lombok sendiri dan di mancanegara. Sekarang, tidak hanya ketiga gili tersebut yang jadi incaran wisatawan. Banyak muncul gili-gili yang lain seperti Gili Kondo, Gili Asahan, Gili Tangkong, Gili Sunut, Gili Nanggu dan Gili Kedis.

 
Satu hal yang pasti, di Lombok lu bisa merasakan suasana Bali karena Lombok sendiri merupakan daerah perantauan. Penduduk Bali banyak merantau ke Lombok bahkan mereka memiliki sentra yang mereka sebut kampung Bali yang tentunya hidup berdampaingan, toleransi dan selaras dengan penduduk asli Lombok. Jadi, ketika dateng ke Lombok lu bisa feel the Bali island, but you can't feel the Lombok if you come to Bali. Selain itu, Lombok juga dikenal dengan wisata pantainya. Di Lombok cuma ada satu pantai yang terkenal dulunya, namanya Pantai Senggigi. Sekarang, sudah ada Pantai Sekotong dan Pantai Kuta (see.., Lombok juga ada Pantai Kuta)


Pantai Senggigi sekarang sudah jauh berbeda, dulu masih sangat alami. Walaupun rame, tapi kita masih bsia mencari spot yang gak terlalu rame untuk berwisata bareng keluarga. Jadi berasa kayak punya pulau gitu, haha


Untuk menunjang perkembangan Lombok yang sangat pesat tersebut, bandaranya pun ikut dipindah ke daerah Praya, Lombok Tengah. Bandara terdahulu bernama Selaparang, letaknya sangat strategis, bisa dibilang pusat kota. Karena ketika keluar dari Bandara Selaparang, lo sudah masuk ke jalan protokol, Jalana Udayana namanya. Sekitar 15 menit - 20 menit dari bandara selaparang, lo sudah ketemu sama Gedung DPRD Nusa Tenggara Barat. Gilak! kurang strategis dan pusat kota apa coba bandara yang. Bandara yang sekarang, Bandara International Lombok (BIL) letaknya lumayan jauh *pasti itu..*, tapi kapasitasnya lebih besar dibanding bandara lama. Dulu setiap sore, gw sering diajak bokap joging sore sampai bandara Selaparang dan melihat TNI AU latihan terjun payung.

Terakhir balik lagi ke Lombok pas tahun 2003 klo gak salah. Keluar dari Lombok pindah ke Jawa sekitar tahun 2000, selam tiga tahun sudah banyak yang berubah. Sangat pesat perubahannya. Rasanya ingin kembali lagi dan menikmati hidup di pulau Lombok, menikmati hidup di Kota Mataram. Oh, Lombok Susah Move On !!. Gw pengen merasakan perbedaan itu..:)

January 22, 2018

Le Grand Voyage (recommended)





Le Grand Voyage



Awalnya gw gak tahu ini film apa? dilihat dai judulnya, pasti ini film dari Prancis. Buat lo penggemar bahasa Prancis, mungkin film ini wajib lo tonton. Suara-suara sengau khas orang Prancis sangat jelas terdengar di film ini. Film ini sendiri menceritakan tentang perjalanan dua orang imigran Maroko yg telah bermukim lama di Prancis, menuju ke Mekah. Lo akan banyak melihat pesan moral dan pesan kehidupan yang bisa lo ambil dalam film ini. Film ini rilis pertama kali di tahun 2004. Pertama kali gw nonton film ini atas rekomendasi dari temen.


Le Grand Voyage mengisahkan perjalanan seorang ayah dan anak lelakinya dari Perancis menuju Mekah. Tokoh anak laki-laki bernama Reda diperankan oleh Nicolas Cazalé diminta oleh ayahnya diperankan oleh Mohamed Majd untuk menemaninya ke Mekah. Sang ayah awalnya meminta kakaknya Reda, Khalid untuk mengantarkan ke Mekah. Karena Khalid sering ugal-ugalan saat mengendarai mobil, SIM-nya pun dicabut. Reda tidak suka dengan keputusan sang ayah yang memintanya untuk mengantar dan menemaninya selama perjalanan ke Mekah. Reda sempat menolak ajakan sang ayah degnan alasan mempersiapkan ujian. Tapi alasan tersebut tidak diterima oleh sang ayah.



Dengan menempuh perjalanan ribuan kilometer dari Perancis menuju Mekah, menjadikan perjalanan yang penuh hikmah. Hubungan antara ayah dan anak ini yang tadinya kaku, perlahan menjadi mencair. Walaupun film ini bertema islami, tetapi film ini tidak terlalu menonjolkan islam. Film ini lebih mengangkat islam dari sudut pendang yang berbeda.

Ayah Reda adalah seorang muslim Maroko yang taat. Dia sudah lama tinggal di Perancis. Layaknya budaya barat, untuk hal agama adalah sesuatu yang privasi bagi setiap individu. Ini terlihat saat dimana sang Ayah melakukan solat tetapi tidak menyuruh anaknya Reda, untuk melakukan solat. Reda hanya menadangi sang Ayah yang melakukan solat. 



Selama perjalanan menuju Mekah, mereka bertemu beberapa orang dan membuat Reda belajar tentang islam dan mengetahui alasan sang ayah pergi ke Mekah menggunakan mobil, tidak menggunakan pesawat.


Selama perjalanan, ayah dan anak ini selalu terlibat dalam perdebatan. Sang ayah yang melihat perjalanan ini sebagai ibadah dan sang anak yang melihat perjalanan ini sebgai pesiar dan rekreasi semata membuat keduanya selalu terlibat adu mulut. Sang ayah dalam perjalanan mengandalkan kemampuannya dalam membaca petunjuk alam untukmenuju ke Mekah, sedangkan sang anak mengandalkan peta yang dibawanya, juga berakhir dengan adu mulut. Dalam perjalanan, keduanya bertemu dengan wanita bisu yagn kemudian ikut menumpang di mobil mereka. Reda tidak suka dengan adanya penumpang bisu ini, apalagi setelah tahu kalau sang ayah juga memberikan beberapa uang kepada wanita tersebut. Sang wanita ditinggalkan di sebuah penginapan di Beograd. Memasuki negara Bulgaria, mereka terjebak di dalam badai salju yang memaksa mereka untuk berhenti sejenak dan membuat Reda kesal.  




Saat menunggu hujan salju reda, Reda kembali bertanya pada ayahnya tentang mengapa mereka harus menempuh perjalanan ini jika bisa menempuhnya dengan pesawat terbang? Dan inilah jawaban sang ayah,

“Saat air laut naik ke langit, rasa asinnya hilang dan murni kembali. Air laut menguap naik ke awan. Saat menguap, ia menjadi tawar. Itulah sebabnya, lebih baik naik haji berjalan kaki daripada naik kuda. Lebih baik naik kuda daripada naik mobil. Lebih baik naik mobil daripada naik kapal laut. Lebih baik naik kapal laut daripada naik pesawat.”



Ketika akan memasuki Turki, mereka bertemu dengan seorang pria bernama Mustapha yang kemudian membantu mereka melewati perbatasan untuk masuk ke negara Turki. Kehadiran Mustapha sangat membuat tidak nyaman sang ayah, sebaliknya Reda sangat menyukainya. Ketidaksenangan sang ayah pun terbukti, saat menginap di sebuah penginapan. Keesokan harinya Mustapha sudah pergi meninggalkan mereka berdua dengan membawa kabur semua uang yang dimiliki sang ayah. Uang tersebut rencananya sebagai bekal mereka kembali ke Perancis dari Mekah. Sang Ayah marah besar, "kau bisa baca dan tulis, tapi buta mengenai kehidupan". Disinilah pelajaran yang bisa diambil, lebih peka terhadap tentang kehidupan, jangan gampang mudah percaya sama orang dan menurut apa kata orang tua.


Perjalanan mereka pun tiba di Arab Saudi, hubungan ayah dan anak pun semakin mencair tetapi dengan kecanggungan. Sebagai muslim yang taat, sang ayah sangat bahagia dan senang bisa melakukan ibadah haji. Ibadah yang sangat diinginkan oleh setiap muslim di seluruh dunia. Hari kedua di tanah suci, siring dengan tenggelamnya matahari sang ayah tak kunjung kembali ke tempat dimana mereka memarkir mobil. Hingga malam hari sang ayah juga tak kunjung kembali. Reda memutuskan untuk mencari keberadaan sang ayah di Mekah. Reda kesulitan dan tak tahu harus mencari kemana di tengah jutaan umat muslim yang ada di Mekah. Reda akhirnya ditangkap oleh petugas keamanan dan dibawa ke suatu tempat. Di tempat itu, banyak jenazah yang yang sedang tertutup kain putih. Reda menemukan sang ayah terbujur kaku tertutup kain putih.



Reda menjual mobil yang dipakai dalam perjalanan Perancis-Mekah untuk pulang ke Perancis. Di perjalanan pulang ke Perancis, Reda beberapa kali berhenti untuk memberi sedekah. Sepertinya Reda mulai mengambil hikmah selama perjalanan ke tanah suci bersama sang Ayah.


January 18, 2018

Yogyakarta (Family Trip) - Part 3 (selesai)


Hari ke-3 di Yogyakarta.


Di hari terakhir liburan di Jogja dimulai dengan rasa capek dan pegel di kaki serta seluruh badan. Anak-anak pun juga masih belum fit, masih ada gangguan di pencernaan mereka. Kebetulan hari ke-3 di Jogja ini bertepatan di hari Jumat. Buat gw, jalan-jalan di hari Jumat itu kurang asik! waktunya yang pendek karena kepotong harus dan kudu solat Jumat (ini bukan mengeluh). Setelah rembukan sama bini, diputuskan untuk jalan-jalan kota Jogja after solat Jumat. Jadi anak-anak dan istri gw bisa istirahat agak lama sembari nunggu gw solat Jumat.


Setelah solat Jumat, langsung beberes dan pesen taksi online. Oh iya, untuk muter-muter kota Jogja, saran gw sih better pakai taksi online daripada sewa mobil. Selain lebih praktis, menurut gw juga lebih hemat. Tujuan kami adalah Museum De Mata yang letaknya di Pandeyan, Yogyakarta. Di dalam Museum De Mata ini ada 3 tempat yang bisa dijelajahi.

1. De MATA
Di lokasi ini kalian bisa berfoto sepuasnya yang penting tetap antri dengan objeknya adalah lukisan 3D. Tinggal ambil angle yang tepat, cekrek! dan lihat hasilnya. Di dalam museum ini juga terdapat petugas relawan yang siap dimintai tolong untuk mengambil momen berharga bersama keluarga.

De Mata
hati-hati..!

Museum De Mata
kapan lagi naik perahu

ini difotoin sama petugas museum nya

Museum De MATA
Semoga kalian tidak muntah dan mimpi buruk

2. De ARCA
 Di lokasi ini semacam patung lilin milik Madamme Tussaud. Hampir semua tokoh terkenal ada disini. Dari pahlawan Indonesia, Presiden beberapa negara seperti Korut, Amerika dan Palestina. Tapi di Museum De ARCA jangan berharap patung lilin nya bakalan mirip seperti aslinya ya. :)

katanya, dia penemu produk apel digigit

sama siapa hayo??

3. De WALIK
 Nah kalau disini semua ornamen dan objek fotonya serta terbalik. Maka dari itu namanya De Walik (kebalik). Sketsa yang ditawarkan pun beraneka macam, dari sketsa di kamar tidur, dapur, panggung musik, bahkan sketsa di ruang kelas juga ada. Tentunya dengan semua peralatan terbalik.

disuruh tidur malah, ngbrol di langit-langit

berjalan di dinding


Selesai dari Museum De MATA, kami gak sempat kemana-mana lagi karena sudah sore banget dan sempat hujan lebat. Diputuskan untuk kembali ke Hotel untuk bersih-bersih dan makan. Selepas makan malam, lanjut sewa bentor dari depan hotel dan ke tempat oleh-oleh sekalian lihat suasana Malioboro yang sudah kayak lautan manusia.

Oh iya, untuk tiket masuk ke Museum De MATA ini masih terjangkau. Waktu itu gw kena di harga 140 ribu rupiah untuk satu dewasa dan anak di bawah 5 tahun gratis. Harga tiketnya berbeda untuk weekdays ataupun weekend. Begitu juga di high season dan regular day, harganya juga berbeda. Detailnya bisa dilihat di websitenya Museum De MATA [klik disni]


Total budget yang dikeluarkan selama di Jogja 4D3N adalah 3.220.000 rupiah. Itu sudah termasuk biaya transportasi dari Bogor ke Bandara pulang pergi, Bandara-Hotel (PP), makan, sewa mobil, taksi online, mampir ke UGD RS Hermina :), biaya masuk tempat wisata, dan printilan lainnya.


Kalau untuk biaya hotel dan pesawat, ini tergantung dari kapan saat booking hotel dan pesawatnya. Kebetulan gw sama keluarga dapat harga totalnya adalah 6,2 juta rupiah. Untuk waktu peak season harga tiket pesawat PP dan hotel diangka segitu, tergolong murah.

January 11, 2018

Yogyakarta (Family Trip) - Part 2

Maaf baru sempat posting, akhir pekan kemarin ada kegiatan di luar kota dan lupa bawa senjata buat update blog..


Menyambung postingan sebelumnya, family trip ke Yogyakarta akhir tahun 2017 kemarin sudah gw prepared dengan sangat baik. Dimulai dari destinasi tempat yang akan kami kunjungi, tempat menginap, dan transportasi yang akan digunakan. Berangkat, Rabu 27 Desember 2017 sekitar jam 11 siang dari Bandara Halim Perdanakusuma. Tiba di Jogja sekitar jam 2 siang dan mengantri bagasi yang lumayan lama. Menuju Pesonna Tugu Hotel, tempat kami menginap dengan menggunakan jasa taksi online. Karena, tarifnya jauh lebih murah dibandingkan menggunakan jasa taksi yang ada di bandara. Tarifnya bisa 3x lipat. Kan lumayan selisihnya bisa buat beli oleh-oleh.



Perjalanan dari bandara menuju hotel agak lumayan macet, padat dan merayap. Setiba di hotel sudah sangat sore, anak-anak sangat lelah. Gw istirahat dahulu sambil bersih-bersih. Drama dimulai ketika abak sulung gw, kelihatan lesu setelah mandi. Sempat muntah juga di hotel. Gw pikir dia kecapekan dan masuk angin karena biasanya perutnya terbiasa "nge-giling" makanan. Selepas magrib, langsung berangkat cari makan malam. Kebetulan di samping hotel persis terdapat warung makan makanan chineese food. Sapo tahu kesukaan anak gw paling gede menjadi pilihan utama. Oh iya, warung makan ini ternyata good reviews kalau dilihat di google.


Sekitar jam setengah 12 malam, gw harus buru-buru ke UGD RS Hermina Yogyakarta. Karena si sulung muntah-muntah lagi. Alhamdulillah, ada RS Hermina di Jogja. Karena rekam medik anak gw ada di RS tersebut, sehingga lebih mudah nge-track nya. Syukurnya tidak sampai menginap, oleh dokter diberikan obat pencegah mual dan untuk lambungnya.

RS Hermina Yogyakarta
Mampir ke RS Hermina Yogyakarta
 Hari ke-2 di Jogja dengan menggunakan mobil rental dari Sabila Transport, explore Yogyakarta dimulai. Ini tips dari gw, tentuin lokasi wisata yang mau dikunjungi kemudian kasih ke driver (kalau kalian pakai driver rental), biarkan si pak driver yang menentukan lokasi mana yang harus dikunjungi terlebih dahulu. Biar lebih hemat waktu dan semua destinasi wisata bisa dikunjungi.


Lokasi wisata yang pertama kami kunjungi adalah Rumah Hobbit, dimana lokasinya jadi satu dengan lokasi tempat syutingnya film "keluarga tak kasat mata". Masuk ke lokasi wisata ini 2500 rupiah / orang, anak dibawah 5 tahun gratis.

Model penunjuk arah :)


Dari Rumah Hobit, kami lanjutkan menuju lokasi wisata Jurang Tembelan. Lokasi wisata ini menawarkan view dari pinggir tebing / jurang. View nya juga cakep! dan lokasi wisata ini tidak dipungut biaya masuk hanya parkir mobil saja sebesar 10 ribu rupiah.


Jurang Tembelan Yogyakarta
Panasnya lumayan terik!

Dari Jurang Tembelan, kami bergeser lagi mengarah ke Hutan Pinus, Mangunan. Wah, kalau yang ini adem. Teduh, walaupun gak pakai payung. Disini karcis masuknya adalah 5000 rupiah per orang. Anak di bawah 5 tahun masih gratis.

Hutan Pinus Mangunan Yogyakarta
Mereka tumbuh ke atas tanpa saling sikut kanan kiri

Hutan Pinus Mangunan
Candid ala-ala, Ibu dan Anak perempuannya

Selesai dari Hutan Pinus, Mangunan. Perjalanan dilanjutkan menuju tempat makan, karena sudah masuk waktu makan siang. Khawatir bocah-bocah nanti makin sakit kalau telat makan. Istri gw kepengen menuju Restoran Abhayagiri. Tapi kata si bapak driver, taste-nya biasa saja dan harganya relatif mahal. Karena istri penasaran, mari dilaksanan ke tempat restaurant tersebut. Sepanjang perjalanan menuju restaurant Abhayagiri, ternyata melewat beberapa lokasi wisata Puncak Becici yang dulu katanya sempat disambangi Mr. Obama saat singgah ke Indonesia.


Sepertinya hari itu, bukan jodoh istri gw. Restaurant Abhayagiri saat itu memberlakukan menu buffet bagi mereka yang belum melakukan reservasi. Harga menu buffet nya adalah 250 ribu per orang. OK! kami pun mundur teratur dan putar balik langsung menuju area Prambanan. Sebelumnya mampir di Kali Opak untuk makan siang yang sudah sangat terlambat. Semoga camilan yang diberikan ke dua bocah masih bisa bertahan di dalam perut sampai tiba di Restaurant Kali Opak, Prambanan.


Setelah makan, Candi Prambanan adalah destinasi selanjutnya dengan tiket masuk 55 ribu per orang (total 110 ribu untuk 2 orang dewasa). Suasananya cukup ramai sekali, karena memang bertepatan dengan libur anak sekolah dan akhir tahun. Sayang sekali, tidak sempat menuju Candi Ratu Boko karena sudah terlalu sore.

Candi Prambanan
Candi Prambanan

si sulung yang masih kurang fit!

yang pegang kendali keuangan negara

Selepas dari Candi Prambanan, cuaca makin mendung dan sempat gerimis. Tujuan selanjutnya adalah Tebing Breksi. Sempat akan di-cancel karena cuaca makin gerimis, tapi saat perjalanan gerimis menghilang. Tebing Breksi pun masuk kembali dalam rencana tujuan wisata. Sebelum ke sana, kami mampir dulu ke Candi Ijo. Tidak bisa masuk ke dalam lokasi Candi Ijo, karena sudah tutup. tapi kami masih bisa melihat view yang indah.


Masuk ke Tebing Breksi, sama seperti beberapa lokasi wisata sebelumnya. Nyaris tidak ada tiket masuknya, hanya membayar parkir dengan sukarela. Cukup bayar 10 ribu untuk di lokai Tebing Breksi. Karena sangat ramai dan sudah mau masuk magrib, tidak bisa mengambil spot foto yang bagus. Hanya sebentar saja kami disini, takut kemalaman sampai di Hotel, anak-anak pun sudah sangat lelah.



Hari ke-3 kami di Jogja kemana? tunggu postingan selanjutnya ya.. hehehe