Tulisan intelek ini hanya debu dari remahan rengginang yang tersisa di dalam kaleng biskuit ternama. Tiba-tiba media sosial ramai akan berita tentang kejadian yang lagi hangat. Perdebatan para intelek yang sangat intelek seliweran di media sosial dan internet. Isu SARA, sepertinya paling pas buat bikin ramai berita. Entah darimana, banyak sekali media-media online yang bermunculan. Tentunya dengan headline berita yang kadang tidak sesuai dengan isinya. Tujuannya cuma satu, impression ke website-nya naik, terus bisa jualan iklan.
=================================================
Gak perlu cari tahu kebenaran beritanya, yang penting share dulu aja
=================================================
Saat media sosial facebook terutama, mulai ramai saling sindir menyindir dan saling nyinyir, gw beralih ke youtube dan instagram. Gw cari video-video challenge yang lucu atau video yang menurut gw inspiratif, seperti milik Erix Soekamti (bukan promo). Erix Soekamti ini mendirikan sebuah pendidikan yang basic pendidikannya adalah digital animasi. Detailnya ada disini atau bisa search di youtube dengan nama Erix Soekamti.
========================================
Gak banyak bicara, tapi bermanfaat buat banyak orang.
========================================
Gw berusaha melihat sesuatu kejadian dari sisi positif. Kejadian bapak cagup yang bikin geger waktu lalu, membuat banyak umat muslim membuka kitab mereka. Alhamdulillah, Al Quran dibaca dan dipelajari sampai ke arti ayatnya. Tapi kenapa banyak yang tiba-tiba jadi... ah sudahlah..! Gw mah apa atuh, gak punya kredibilitas buat debat kusir tentang politik dan agama. Yang gw tahu dalam hal agama, cukuplah berbuat baik kepada siapa pun dan bermanfaat buat siapa pun. Termasuk yang berlaku tidak baik. Balas dia dengan mendoakan yang terbaik, agar berubah menjadi lebih baik. Kalau soal politik yang gw tahu, hanyalah sandiwara. Jika dalam rating TV, macem Gunung Himalaya ditumpuk barengan sama Gunung Everest. hehehe.. Mendingan gw baca lambe turah, top markotop cyyyiiinn..!!
=========================================================================
Ilmu agama gw mah, kek jari dicelupin ke air. Terus diangkat lagi. Air yang nempel di jari itulah pengetahuan agama gw..
=========================================================================
Orang kita kebanyakan fanatisme. Apa-apa dijadiin fanatisme. Fanatik sama klub bola, terus berantem. Padahal klub bolanya, klub bola di luar negeri. Yaelah Tong! dianggep juga kagak lo sama tuh klub bola, pakai berantem buat ngebelain segala. Gara-gara fanatisme ini, berapa orang coba yang jadi musuhan? berapa orang coba yang akhirnya memutus tali silaturahim? Kalau ditanya, kenapa lo musuhan sama dia? Ya, karena dia mendukung si anu..., kan gw gak suka. *heh..?!?! sakit jiwa*
Lebih lucunya lagi, tetangga rumah sebut saja Andi yang membeli mobil si Bagus. Andi belum sempat mengurus untuk balik nama menjadi atas namanya, tapi hubungan mereka keburu terputus. Gegaranya, saat pilpres dan pilkada. Bagus tak sejalan dengan Andi. Sekarang Andi, rela mobil yang dibelinya dari Bagus tak dibayar pajaknya daripada harus meminjam KTP Bagus untuk mengurus pajak mobil yang dibelinya.
=========================================================
Bukti bahwa berlebihan itu tidak baik, begitu juga dengan fanatisme. Tidak baik.
=========================================================
Salam Damai,
========================================
Gw berusaha melihat sesuatu kejadian dari sisi positif. Kejadian bapak cagup yang bikin geger waktu lalu, membuat banyak umat muslim membuka kitab mereka. Alhamdulillah, Al Quran dibaca dan dipelajari sampai ke arti ayatnya. Tapi kenapa banyak yang tiba-tiba jadi... ah sudahlah..! Gw mah apa atuh, gak punya kredibilitas buat debat kusir tentang politik dan agama. Yang gw tahu dalam hal agama, cukuplah berbuat baik kepada siapa pun dan bermanfaat buat siapa pun. Termasuk yang berlaku tidak baik. Balas dia dengan mendoakan yang terbaik, agar berubah menjadi lebih baik. Kalau soal politik yang gw tahu, hanyalah sandiwara. Jika dalam rating TV, macem Gunung Himalaya ditumpuk barengan sama Gunung Everest. hehehe.. Mendingan gw baca lambe turah, top markotop cyyyiiinn..!!
=========================================================================
Ilmu agama gw mah, kek jari dicelupin ke air. Terus diangkat lagi. Air yang nempel di jari itulah pengetahuan agama gw..
=========================================================================
Orang kita kebanyakan fanatisme. Apa-apa dijadiin fanatisme. Fanatik sama klub bola, terus berantem. Padahal klub bolanya, klub bola di luar negeri. Yaelah Tong! dianggep juga kagak lo sama tuh klub bola, pakai berantem buat ngebelain segala. Gara-gara fanatisme ini, berapa orang coba yang jadi musuhan? berapa orang coba yang akhirnya memutus tali silaturahim? Kalau ditanya, kenapa lo musuhan sama dia? Ya, karena dia mendukung si anu..., kan gw gak suka. *heh..?!?! sakit jiwa*
Lebih lucunya lagi, tetangga rumah sebut saja Andi yang membeli mobil si Bagus. Andi belum sempat mengurus untuk balik nama menjadi atas namanya, tapi hubungan mereka keburu terputus. Gegaranya, saat pilpres dan pilkada. Bagus tak sejalan dengan Andi. Sekarang Andi, rela mobil yang dibelinya dari Bagus tak dibayar pajaknya daripada harus meminjam KTP Bagus untuk mengurus pajak mobil yang dibelinya.
=========================================================
Bukti bahwa berlebihan itu tidak baik, begitu juga dengan fanatisme. Tidak baik.
=========================================================
Salam Damai,