September 8, 2020

Pendidikan Tahun 2020, Saatnya Bersekolah di Sekolah

Banyak yang bilang, tahun 2020 adalah tahun yang berat. Alasannya adalah karena mewabahnya virus corona yang melanda seluruh negara di seluruh dunia. Ya, sepertinya tidak ada negara yang terlewat dari virus ini. Efeknya adalah kegiatan di luar rumah terbatas. Tidak bisa berjalan secara normal, pemberlakuan social dan physical distancing atau jaga jarak dalam beraktifitas untuk mencegah penularan virus ini. 

Buat gw sendiri, tahun 2020 adalah tahun yang seimbang. Kenapa gw bilang begitu, karena di awal tahun 2020 gw berkesempatan nikmatnya beribadah di tanah suci Mekkah. Gw berasa saat itu adalah indahnya hidup di dunia. Menjalankan ibadah umroh disaat gw telah menyelesaikan pekerjaan dan sepulang dari umroh baru akan memulai pekerjaan baru. Masa transisi tersebut pas banget dengan moment gw pergi umroh. Beribadah tanpa mikirin dan diganggu oleh pekerjaan atau urusan dunia. Nikmat, sungguh nikmat sekali curhat, mengadu dan meminta sama Sang Pencipta alam semesta, Allah SWT.

Baru masuk sebulan di kantor baru, keluar kebijakan bahwa harus bekerja dari rumah atau kerennya work from home. Ya mau gimana lagi, demi kesehatan dan kebaikan bersama karena ternyata covid-19 sudah merebak di Indonesia. Sesekali memang harus ke kantor untuk pekerjaan, tentunya dengan protokol kesehatan. Tidak hanya orang yang bekerja harus dilakukan di rumah, kegiatan pendidikan pun harus dilakukan dari rumah. Dua anak gw harus melewati hari pertamanya masuk sekolah dari rumah via daring atau online. Sudah lebih dari 5 bulan kegiatan belajar dari rumah dilakukan. Bahkan ada wacana, belajar daring ini mau dipermanenkan.

Kalau buat gw, belajar online hanya untuk yang perguruan tinggi. Untuk pendidikan dasar, TK hingga SMA harus tetap ada belajar tatap muka. Karena pendidikan dasar adalah bukan cuma belajar mengenai belajar matematika, kimia, biologi, sejarah atau pelajaran yang lain. Pendidikan sebelum masuk ke perguruan tinggi adalah pendidikan untuk membentuk karakter siswa dan memperkuat mental untuk menghadapi pendidikan di perguruan tinggi. Kalau sejak pendidikan SD, SMP dan SMA sudah dipermanenkan pendidikan online atau pendidikan belajar jarak jauh, gw gak perlu mendaftarkan anak gw ke sekolah yang biaya SPP nya saja membuat dahi mengkerut. Anak gw belajar saja sama google. Google lebih tahu segalanya, google lebih tahu dari yang diajarkan guru di sekolah. 

TAPI GOOGLE TIDAK BISA MENGAJARKAN DAN MEMBENTUK KARAKTER KEPADA SISWA SEPERTI YANG DIAJARKAN OLEH PARA GURU DI SEKOLAH.

Mall dan pusat perbelanjaan serta tempat hiburan sudah mulai dibuka, sedangkan sekolah kapan akan dibukanya? Karena selama sekolah online, bisa dikatakan yang sekolah adalah orang tuanya. Bukan anaknya yang sekolah, terutama untuk yang sekolah TK dan SD. Sedangkan yang SMP dan SMA, seberapa fokus siswanya bisa memperhatikan guru saat daring session ? Saat belajar tatap muka saja, masih suka kehilangan fokus saat belajar, apalagi belajar dari rumah yang jelas-jelas interruption dan gangguannya sangat banyak.

No comments: