January 22, 2018

Le Grand Voyage (recommended)





Le Grand Voyage



Awalnya gw gak tahu ini film apa? dilihat dai judulnya, pasti ini film dari Prancis. Buat lo penggemar bahasa Prancis, mungkin film ini wajib lo tonton. Suara-suara sengau khas orang Prancis sangat jelas terdengar di film ini. Film ini sendiri menceritakan tentang perjalanan dua orang imigran Maroko yg telah bermukim lama di Prancis, menuju ke Mekah. Lo akan banyak melihat pesan moral dan pesan kehidupan yang bisa lo ambil dalam film ini. Film ini rilis pertama kali di tahun 2004. Pertama kali gw nonton film ini atas rekomendasi dari temen.


Le Grand Voyage mengisahkan perjalanan seorang ayah dan anak lelakinya dari Perancis menuju Mekah. Tokoh anak laki-laki bernama Reda diperankan oleh Nicolas CazalĂ© diminta oleh ayahnya diperankan oleh Mohamed Majd untuk menemaninya ke Mekah. Sang ayah awalnya meminta kakaknya Reda, Khalid untuk mengantarkan ke Mekah. Karena Khalid sering ugal-ugalan saat mengendarai mobil, SIM-nya pun dicabut. Reda tidak suka dengan keputusan sang ayah yang memintanya untuk mengantar dan menemaninya selama perjalanan ke Mekah. Reda sempat menolak ajakan sang ayah degnan alasan mempersiapkan ujian. Tapi alasan tersebut tidak diterima oleh sang ayah.



Dengan menempuh perjalanan ribuan kilometer dari Perancis menuju Mekah, menjadikan perjalanan yang penuh hikmah. Hubungan antara ayah dan anak ini yang tadinya kaku, perlahan menjadi mencair. Walaupun film ini bertema islami, tetapi film ini tidak terlalu menonjolkan islam. Film ini lebih mengangkat islam dari sudut pendang yang berbeda.

Ayah Reda adalah seorang muslim Maroko yang taat. Dia sudah lama tinggal di Perancis. Layaknya budaya barat, untuk hal agama adalah sesuatu yang privasi bagi setiap individu. Ini terlihat saat dimana sang Ayah melakukan solat tetapi tidak menyuruh anaknya Reda, untuk melakukan solat. Reda hanya menadangi sang Ayah yang melakukan solat. 



Selama perjalanan menuju Mekah, mereka bertemu beberapa orang dan membuat Reda belajar tentang islam dan mengetahui alasan sang ayah pergi ke Mekah menggunakan mobil, tidak menggunakan pesawat.


Selama perjalanan, ayah dan anak ini selalu terlibat dalam perdebatan. Sang ayah yang melihat perjalanan ini sebagai ibadah dan sang anak yang melihat perjalanan ini sebgai pesiar dan rekreasi semata membuat keduanya selalu terlibat adu mulut. Sang ayah dalam perjalanan mengandalkan kemampuannya dalam membaca petunjuk alam untukmenuju ke Mekah, sedangkan sang anak mengandalkan peta yang dibawanya, juga berakhir dengan adu mulut. Dalam perjalanan, keduanya bertemu dengan wanita bisu yagn kemudian ikut menumpang di mobil mereka. Reda tidak suka dengan adanya penumpang bisu ini, apalagi setelah tahu kalau sang ayah juga memberikan beberapa uang kepada wanita tersebut. Sang wanita ditinggalkan di sebuah penginapan di Beograd. Memasuki negara Bulgaria, mereka terjebak di dalam badai salju yang memaksa mereka untuk berhenti sejenak dan membuat Reda kesal.  




Saat menunggu hujan salju reda, Reda kembali bertanya pada ayahnya tentang mengapa mereka harus menempuh perjalanan ini jika bisa menempuhnya dengan pesawat terbang? Dan inilah jawaban sang ayah,

“Saat air laut naik ke langit, rasa asinnya hilang dan murni kembali. Air laut menguap naik ke awan. Saat menguap, ia menjadi tawar. Itulah sebabnya, lebih baik naik haji berjalan kaki daripada naik kuda. Lebih baik naik kuda daripada naik mobil. Lebih baik naik mobil daripada naik kapal laut. Lebih baik naik kapal laut daripada naik pesawat.”



Ketika akan memasuki Turki, mereka bertemu dengan seorang pria bernama Mustapha yang kemudian membantu mereka melewati perbatasan untuk masuk ke negara Turki. Kehadiran Mustapha sangat membuat tidak nyaman sang ayah, sebaliknya Reda sangat menyukainya. Ketidaksenangan sang ayah pun terbukti, saat menginap di sebuah penginapan. Keesokan harinya Mustapha sudah pergi meninggalkan mereka berdua dengan membawa kabur semua uang yang dimiliki sang ayah. Uang tersebut rencananya sebagai bekal mereka kembali ke Perancis dari Mekah. Sang Ayah marah besar, "kau bisa baca dan tulis, tapi buta mengenai kehidupan". Disinilah pelajaran yang bisa diambil, lebih peka terhadap tentang kehidupan, jangan gampang mudah percaya sama orang dan menurut apa kata orang tua.


Perjalanan mereka pun tiba di Arab Saudi, hubungan ayah dan anak pun semakin mencair tetapi dengan kecanggungan. Sebagai muslim yang taat, sang ayah sangat bahagia dan senang bisa melakukan ibadah haji. Ibadah yang sangat diinginkan oleh setiap muslim di seluruh dunia. Hari kedua di tanah suci, siring dengan tenggelamnya matahari sang ayah tak kunjung kembali ke tempat dimana mereka memarkir mobil. Hingga malam hari sang ayah juga tak kunjung kembali. Reda memutuskan untuk mencari keberadaan sang ayah di Mekah. Reda kesulitan dan tak tahu harus mencari kemana di tengah jutaan umat muslim yang ada di Mekah. Reda akhirnya ditangkap oleh petugas keamanan dan dibawa ke suatu tempat. Di tempat itu, banyak jenazah yang yang sedang tertutup kain putih. Reda menemukan sang ayah terbujur kaku tertutup kain putih.



Reda menjual mobil yang dipakai dalam perjalanan Perancis-Mekah untuk pulang ke Perancis. Di perjalanan pulang ke Perancis, Reda beberapa kali berhenti untuk memberi sedekah. Sepertinya Reda mulai mengambil hikmah selama perjalanan ke tanah suci bersama sang Ayah.


No comments: