June 5, 2009

Dari Manohara, Ambalat hingga Ibu Prita.

Awalnya gw cuma iseng nyalain tipi sore hari. Biasanya gw gak pernah nonton tipi, karena hampir 4 bulan lebih gw kagak nonton tipi. Mulai sekarang gw akan membiasakan nonton tipi, terutama berita dan informasi penting.

Sekitar pertengahan bulan Mei, publik Indonesia dikejutkan dengan pemberitaan tentang seorang ibu yang melaporkan ke pihak Polisi memohon bantuan karena tidak dapat bertemu dengan anaknya yang dipinang oleh keluarga Kerajaan Kelantan Malaysia. Manohara Odelia Pinot (pino), siapa yang tidak kenal dengan nama itu. Dalam sekejap, publik mengenal dann familiar dengan wajah Manohara yang ternyata seorang gadis keturunan bangsawan Bugis. Gadis blasteran Bugis-Prancis ini menikah dengan Tengku Fakhry, pangeran Kerajaan Kelantan. Awal bulan Juni, sang pesakitan berhasil kabur dari genggaman pangeran Kerajaan Kelantan. Menurut berita, kronologis kaburnya Manohara mirip dengan film. Andai saja difilmkan benar, mungkin bisa jadi BOX OFFICE.

Sang putri pun bercerita blak-blakan tentang apa yang dialami dan didapat selama hidup bersama dengan sang pangeran Kelantan. Mendengar cerita Manohara, sontak publik menjadi agak terbakar emosinya dengan pihak Malaysia. Gw gak terlalu banyak tau tentang berita ini, karena terlalu banyak anggapan klo kejadian Manohara dibuat buat.


Selang beberapa hari, dalam waktu yang singkat Malaysia kembali berulah. Kali ini tentara Malaysia melanggar daerah perbatasan Indonesia dengan memasuki wilayah Ambalat. Sudah sekitar lebih dari 9 kali kapal perang Malaysia memasuki wilayah kekuasaan Indonesia. Bangsa kita emang sangat baik atau sangat terlalu baik. Daerah dimasuki orang lain tanpa permisi masih saja tidak diapa-apakan, hanya dikejar dan diusir. Sembilan kali lebih dimasukin tapi masih adem ayem saja, apa mau menunggu Ambalat lepas lagi dari genggaman Indonesia seperti Sipadan dan Ligitan. Kurang cukup pengalaman dengan terlepasnya dua pulau yang indah itu? apa mau ditambah dengan satu lagi dengan nama Ambalat??

Eh, muncul lagi berita yang menggemparkan sekaligus menggelitik. Terasa konyol jika kita mengkritik kinerja seseorang, tetapi karena kritik yang kita berikan itu kita malah masuk bui, yang kata orang berteman dengan dinginnya dinding penjara. Ibu Prita harus rela mendekam selama 3 minggu di Lapas wanita. Berawal dari surat elektronik atau email yang ia kirimkan ke temannya yang berisi curahan hatinya akibat pelayanan kurang memuaskan yang ia terima dari RS OMNI INTERNATIONAL, berujung pada mendekamnya Ibu Prita di Lapas wanita.

Dasarny6a adalah UU ITE (bisa dilihat isinya, udah gw link). Secara kasarnya, bukankah apa yang dilakukan oleh Ibu Prita sama saja dengan apa yang dilakukan oleh para wartawan. Memberikan dan memberitakan sesuatu yanng dianggap tidak wajar dan layak untuk diketahui oleh khalayak ramai sehingga bisa dijadikan pembelajaran oleh yang menerima kritikan.

Gara-gara berita itu semua, gw jadi agak berpikir serius..

UDAH LAMA GW GAK NGUPIL, PASTI UPIL GW BANYAK..HAHAHA

1 comment:

moonlite! said...

najiiiiiiss sumpah ini lagi apa apaan deh poto lo ya Allah T.T